Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Topan Nari, Biang Keladi Menlu AS Urung Tandang ke Filipina

Kompas.com - 11/10/2013, 16:07 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Mulai hari ini, Jumat (11/10/2013), warga Filipina bakal berhadapan dengan Topan Nari. Badan Urusan Cuaca Filipina, sebagaimana warta AP mengatakan kalau tiupan angin kencang topan ini bahkan bisa menyapu bersih Filipina. "Peringatan juga untuk warga yang tinggal di wilayah langganan banjir,"kata lembaga itu.

Catatan menunjukkan Nari datang dengan ciri khas kecepatan angin kencangnya. Angkanya bisa mencapai 160 kilometer per jam.

Menurut petugas prakiraan cuaca Filipina Bernie Belen, Nari akan melanda wilayah pertanian di kawasan pantai timur pulau Luzon nanti malam. "Daerah curah hujannya mencapai 500 kilometer persegi,"katanya.

Nari pun menjadi ancaman bagi ibu kota Manila. Kota yang terletak sekitar 135 kilometer di selatan Luzon ini juga tak luput dari angin kencang dan hujan deras dampak Nari. "Kemungkinan besar, akan ada tanah longsor di Manila,"katanya.

Hal yang juga patut menjadi perhatian adalah Topan Nari yang menuju Manila besar kemungkinan didominasi oleh hujan deras berkepanjangan. "Kalau itu terjadi, risikonya tetap tanah longsor dan banjir,"kata Belen.

Nah, rupanya, Nari adalah topan yang membuat rencana bertandang Menteri Luar Negeri (Menlu) AS John Kerry urung. Andai tak ada Nari, Jumat dan Sabtu (12/10/2013) adalah jadwal kunjungan resmi John Kerry.

Filipina sejatinya adalah destinasi paling bontot dalam lawatan resmi Menlu John Kerry yang menggantikan Presiden Barack Obama ke Asia. Jadwal kunjungan itu adalah ke Indonesia, Brunei Darussalam dan Malaysia.

LCS

Lebih lanjut, menurut Belen, Nari bakal melanda seluruh wilayah di Luzon sampai dengan Sabtu. "Kemudian, Nari akan bergerak ke Barat menuju Laut China Selatan (LCS),"kata Belen.

Setiap tahun, ada 20 topan yang melanda Filipina. Lazimnya, angin puyuh itu melanda Filipina antara Juni hingga Oktober.

Khusus untuk Manila, dengan wilayah yang berada di pantai, Manila menjadi langganan empasan topan-topan tersebut. Biasanya 12 juta penduduk Manila sudah terbiasa dengan ketinggian air yang lebih sering mampu merendam rumah-rumah mereka.

Sementara, tahun 2009 adalah tahun yang meninggalkan dampak paling mematikan lantaran topan yang mendatangkan banjir di Manila. Waktu itu, dampak Topan Ketsana menewaskan 460 orang dan merendam nyaris 80 persen wilayah Manila.

Bulan lalu, tiupan Topan Usagi berkecepatan 195 kilometer per jam menghantam Filipina. Alhasil, dampak topan itu menewaskan 30 orang.

AP Menlu AS John Kerry memberikan pidatonya pada KTT ASEAN di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam Rabu


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com