Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanya Calon Karyawan soal Aborsi, Chevron Dikecam

Kompas.com - 10/10/2013, 09:16 WIB
KOMPAS.com — Raksasa minyak dan gas Chevron menuai kecaman gara-gara mengajukan pertanyaan kepada calon karyawan seputar sejarah kesehatan reproduksi seperti apakah pernah mengalami keguguran atau pernah melakukan aborsi.

Pertanyaan yang memicu kecaman itu dimuat dalam formulir kesehatan yang diedarkan Chevron kepada calon karyawan yang akan direkrutnya. Formulir berjudul "Pemeriksaan Fisik dan Rekam Medis" tersebut di dalamnya memuat pertanyaan seputar apakah calon karyawan pernah mengandung, sedang mengandung, atau pernah melakukan prosedur sterilisasi.

Chevron mengatakan, pertanyaan itu bersifat sukarela dan memenuhi ketentuan hukum. Namun, Serikat Pekerja Kelautan mengatakan bahwa perusahaan gas itu keterlaluan.

Formulir kesehatan itu juga mencakup pertanyaan mengenai kondisi kesehatan umum pelamar kerja, serta pola olahraga dan diet.

Namun, juru bicara serikat pekerja kelautan, Matthew Elliott, mengatakan bahwa bagian F yang diberi label "Kesehatan Reproduksi" sangat keterlaluan.

"Menurut saya bagian tersebut sangat keterlaluan. Saya tidak percaya apakah perusahaan benar-benar butuh keterangan mengenai sistem reproduksi calon karyawannya, dan saya juga mempertanyakan apakah calon pekerja, terlebih lagi pasangannya, perlu membeberkan informasi sejarah kesehatan reproduksinya seperti itu," kecamnya.

"Tanggal lahir atau penghentian kehamilan, cacat lahir, keguguran, lahir mati, atau aborsi medis; semua pertanyaan ini tidak relevan dengan posisi pekerjaan yang dapat saya pilih," protesnya lagi. "Kenyataan orang harus mengingat kembali pengalaman traumatis di dalam hidupnya untuk kepentingan perekrutan karyawan itu juga benar-benar mengerikan."

Menyikapi kecaman ini, Chevron mengatakan bahwa menjawab pertanyaan itu bersifat sukarela, dan di formulir itu sudah diberikan catatan yang menyatakan bahwa pertanyaan itu bersifat pilihan.

Elliot mengatakan, meskipun pertanyaan itu bersifat pilihan, orang tetap saja merasa tertekan untuk menjawabnya dan seharusnya pertanyaan seperti itu ditiadakan.

"Chevron harus menarik dokumen ini segera, duduk dengan MUA dan serikat pergerakan buruh, serta segera menerapkan sistem yang adil dan bijaksana dalam menilai kondisi kesehatan calon pekerja," desak Elliot.

"Chevron sudah mengatakan di formulir itu memang bersifat sukarela, tetapi formulir itu juga menyatakan laki-laki dan perempuan harus mengisi semua pertanyaan ini berdasarkan pengetahuan terbaik mereka dengan semua kata digarisbawahi."

Pertanyaan itu sangat pribadi

Keberatan juga diungkapkan istri dari calon karyawan Chevron terkait formulir kesehatan tersebut. Terry, istri dari pekerja Chevron, mengatakan kepada Radio ABC Local di kawasan barat Australia bahwa ia merasa pertanyaan itu sangat menohok.

"Dia bekerja di perusahaan itu. Ketika ia diminta mengisi seluruh formulir tersebut dua tahun lalu, ada pertanyaan yang terkait istrinya, dan karena saya memiliki sejumlah keluhan dengan kandungan dan sebagainya, saya sempat merasa pertanyaan itu sangat personal," tuturnya. "Saya tidak mengerti apa hubungannya informasi itu dengan pekerjaan yang dilamar oleh suami saya," katanya.

Chevron tidak bersedia diwawancarai. Namun, pernyataan yang dikeluarkan perusahaan Chevron menunjukkan bahwa informasi di dalam formulir kesehatan itu hanya akan digunakan oleh para profesional medis yang berwenang.

ABC PM juga mengajukan permohonan wawancara dengan perwakilan lembaga industri pertambangan Australia. Namun, mereka menolak untuk mengomentarai isu ini dengan menyebut kasus tersebut hanya bisa ditanggapi langsung oleh Chevron.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com