Dalam pernyataan resminya, mengomentari soal "shutdown", yang dirilis pada Rabu (9/10/2013), Taliban menyebut para politisi AS sedang mengisap darah rakyat mereka sendiri.
"Rakyat Amerika seharusnya sadar bahwa para politisi mereka tengah mempermainkan nasib mereka termasuk nasib negara-negara yang mereka tekan demi kepentingan pribadi," demikian Taliban.
Taliban melanjutkan, para pemimpin Amerika yang egois dan berpikiran kosong mengambil uang warga AS yang diperoleh dengan susah payah untuk membiayai menumpahkan darah orang tak berdosa dan tertindas.
"Ketimbang mengisap darah rakyat mereka sendiri, uang ini seharusnya digunakan untuk kepentingan perdamaian," lanjut Taliban.
Sementara itu, lewat Twitter, kedutaan besar AS di Kabul mengatakan, operasional kedubes akan kembali normal dalam waktu dekat setelah tutup akibat pengaruh "shutdown".
Taliban, yang digulingkan dari kekuasaan oleh serangan militer yang didukung AS pada 2001, sering menggunakan situs resminya untuk mengirim serangan verbal terhadap pemerintahan Washington dan Kabul.
Situasi "shutdown" saat ini mengakibatkan ratusan ribu pekerja federal dirumahkan tanpa gaji, setelah Kongres tidak mencairkan anggaran untuk tahun fiskal 2014 yang dimulai 1 Oktober lalu.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan