Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga AS Kesal dengan Penutupan Operasi Pemerintah

Kompas.com - 09/10/2013, 09:02 WIB
CHICAGO, KOMPAS.COM - Warga Amerika Serikat semakin menggerutu akibat penutupan sebagian aktivitas pemerintah. Kelumpuhan terasa di tujuan-tujuan wisata seperti museum dan taman-taman nasional. Di sisi lain, China sebagai pemegang surat utang terbitan Pemerintah AS memperingatkan kelanggengan pasokan utang.

Sementara itu, para ekonom pun mengkhawatirkan akan terjadinya resesi global berskala besar.

”Warga berjalan ratusan kilometer untuk berburu dan memancing hanya menemukan pagar yang tertutup,” kata Miles Moretti, Presiden Mule Deer Foundation, organisasi pemburu rusa. Ada 329 lokasi berburu di AS yang juga ikut ditutup.

Gaspar Perricone, salah satu direktur Bull Moose Sportsmen’s Alliance, juga menyampaikan kegusarannya. Penutupan taman-
taman nasional telah merugikan warga pedesaan yang menyandarkan hidupnya dari kegiatan di taman-taman nasional. Industri perburuan binatang liar, kegiatan memancing, dan kegiatan luar ruang lainnya memiliki omzet 144 dollar AS.

”Ini industri besar,” kata Desiree Sorenson-Groves dari National Wildlife Refuge Association.

”Warga sudah mulai frustrasi,” kata Whit Fosburgh, Presiden Theodore Roosevelt Conservation Partnership. ”Kami ingin hidup dan meminta pemerintah memulihkan kegiatan,” ujar Fosburgh.

Dari sebanyak 1.701 tenaga penasihat, asisten, tukang masak, dan ahli taman di Gedung Putih, hanya 450 orang yang bekerja. Orang-orang dekat Obama sudah merasakan kelumpuhan seperti terhentinya sebagian urusan logistik.

Sekitar 450.000 pekerja federal masih menganggur. Namun, sebanyak 350.000 tentara AS diaktifkan. Petugas lapangan menjelang musim dingin juga masih dirumahkan sehingga mereka yang terjebak perjalanan musim dingin kemungkinan tidak mendapatkan pertolongan.

Petugas Food and Drug Administration (FDA) untuk sementara juga dihentikan.

Pihak pemasok utang AS juga mulai bersuara. ”Pengamanan pembayaran utang penting bagi AS dan dunia,” kata Wakil Menteri Keuangan China Zhu Guangyao seperti diberitakan kantor berita Xinhua.

China memiliki 1,277 triliun dollar AS utang AS. Ini penting agar kreditor AS terus memiliki keyakinan untuk membeli obligasi terbitan Pemerintah AS.
Dampak krisis mengerikan

Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 136,34 menjadi 14.936,24 poin pada Senin (7/10). Jason Furman, Ketua Dewan Penasihat Ekonomi, mengatakan, dampak krisis terlalu mengerikan untuk dibahas.

Gene Sperling, Direktur National Economic Council, mengatakan, komentar Ketua DPR AS John Boehner (Republiken) mengecewakan.

Boehner berkelit dengan mengatakan Presiden Obama tidak mau bernegosiasi dan menekankan penghapusan Obamacare. Obama membalas, ”Perundingan tentang Obamacare terbuka, tetapi pulihkan dulu aktivitas pemerintah dan naikkan dulu pagu utang.”

Boehner dianggap tidak mempunyai sikap. Nada kalimatnya tidak bisa dipercaya, sebagaimana dikatakan Ketua Senat AS Harry Reid.

Boehner telah dianggap menjadi sandera kepentingan politik sekelompok kecil di Republiken, ”Tea Party”, yang didukung para kulit putih fanatik, tetapi disebut sebagai berkantong tebal.

Demokrat yang menguasai Senat AS sedang mengusahakan secara sepihak kenaikan pagu utang walaupun berisiko dihebohkan oleh Republiken. Harry Reid akan menyampaikan rincian rencana tersebut.

Namun, secara historis ada banyak Republiken di Senat seperti Mitch McConnell, Whip John Cornyn yang mendukung Demokrat. (AFP/AP/REUTERS/MON)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com