Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Vietnam "Kalah" Melawan Pemburu Beruang

Kompas.com - 07/10/2013, 16:44 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah Vietnam terkesan "kalah" melawan para pemburu beruang di negeri itu. Alhasil, pembantaian beruang seolah menjadi lazim. Menurut warta laman Bangkok Post pada Senin (7/10/2013), organ tubuh beruang yang jadi incaran adalah empedunya.

Padahal, sejak 2005, saat penjualan empedu beruang adalah tindakan ilegal, beruang yang tertangkap lantaran masuk ke lahan pertanian dipelihara hingga ajal menjemput. "Beruang yang ditangkap acap dipelihara untuk akhirnya dilepas kembali ke hutan,"kata pernyataan otoritas pemerintah Vietnam.

Tapi, kata Direktur Badan Pemerintah untuk Konservasi Alam dan Perlindungan Hewan Langka Do Quang Tung, kondisi sudah berubah. "Pasalnya, tidak tindakan tegas aparat pemerintah,"kritiknya.

Apalagi, saat ini, pengawasan perlindungan beruang bergeser dari pemerintah pusat ke daerah. "Tak ada kontrol lagi,"imbuh Do Quang Tung.

Empedu

Dalam kepercayaan pengobatan tradisional Vietnam, empedu beruang dianggap obat mujarab mampu menyembuhkan banyak penyakit. Jadilah, harga empedu beruang menanjak.

Quang Tung bercerita, empedu yang dijual dalam ukuran mililiter itu mencapai harga 16 dollar AS. "Padahal, harganya kini malah kurang dari 1 dollar AS tiap mililiternya,"kata Quang Tung.

Vietnam adalah salah satu habitat beruang hitam asia (Ursus thibetanus) selain negara-negara seperti Myanmar. Deforestasi di Vietnam sampai kini membuat populasi hewan ini susut hingga tinggal 25.000 ekor.  


 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com