Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/10/2013, 08:20 WIB
EditorEgidius Patnistik
KOMPAS.com — Tim perlucutan senjata internasional mengawasi pemusnahan senjata kimia Suriah dan mesin yang digunakan untuk memproduksi senjata kimia.

Para pejabat mengatakan, pada tahap ini yang ditangani adalah peralatan pembuat senjata yang kemudian dihancurkan atau dimatikan. Selain itu, amunisi juga dihancurkan.

Langkah ini merupakan tindak lanjut dari resolusi PBB yang disahkan setelah kesepakatan tercapai antara Rusia dan Amerika Serikat mengenai senjata kimia milik Suriah.

Lokasi penghancuran senjata belum diumumkan, tetapi para inspektur dari PBB dan Badan Pengawas Senjata Kimia (OPCW) sebelumnya mengatakan akan mengeluarkan video mengenai senjata yang dimusnahkan.

"Hari ini adalah hari pertama penghancuran, yang melibatkan kendaraan-kendaraan berat untuk menggilas dan kemudian menghancurkan hulu ledak rudal, bom kimia udara, dan unit pengisian bergerak dan statis," kata seorang sumber dikutip kantor berita AFP pada Minggu (6/10/2013).

Penghancuran senjata diperkirakan tidak akan berjalan semudah yang diharapkan karena beberapa lokasi senjata berada di zona perang.

Pertempuran

Pemerintah Suriah dilaporkan telah menyatakan bahwa terdapat 20 lokasi senjata kimia di negara itu. Pemerintah memberikan rincian senjata kimia kepada OPCW bulan lalu berlandaskan kesepakatan antara Rusia dan Amerika Serikat.

Berdasarkan kesepakatan, kemampuan senjata kimia Suriah harus dilumpuhkan sebelum pertengahan tahun 2014. Pemerintah bersedia menyerahkan senjata kimia ke tangan internasional guna mencegah intervensi militer ke Suriah menyusul serangan senjata kimia di Ghouta, pinggiran Ibu Kota, pada 21 Agustus lalu.

Dalam laporan hasil penyelidikan, PBB menyatakan bahwa gas sarin telah digunakan dalam serangan tersebut.

Sementara itu, media pemerintah melaporkan setidaknya delapan orang tewas dalam serangan mortir di Damaskus. Sekitar 24 orang lainnya mengalami luka-luka dalam serangan yang juga membuat gereja rusak di kawasan permukiman Kristen.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com