Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Irak, Salah Satu Tujuan Utama Para Pengungsi Suriah

Kompas.com - 04/10/2013, 16:39 WIB
DAMASKUS, KOMPAS.com - Setiap hari, ribuan orang terus menyelamatkan diri dari kekerasan di Suriah. Sejak konflik bermula, lebih dari dua juta orang Suriah mengungsi di negara-negara tetangga. Médecins Sans Frontières atau Dokter Lintas Batas (MSF) berada di Irak bagian timur laut untuk merespons situasi ini sejak Mei 2012.

“Kami datang dari Tel Brak di Suriah sebelah timur laut. Kami meninggalkan rumah selama tujuh bulan karena daerah kami sudah menjadi zona perang. Seluruh desa mengungsi,” tutur Zeina, seorang perempuan yang menyeberangi perbatasan Irak bersama suami dan keempat anaknya.

 “Kami tinggal selama tujuh bulan di gunung-gunung, tanpa tempat tinggal yang memadai, tanpa pekerjaan, tanpa uang, dan terkadang tanpa makanan,” kata Zeina.

“Setelah tujuh bulan, kami memutuskan untuk pindah ke Al Qamishli dan menyeberangi perbatasan ke Irak. Perbatasan ditutup. Jadi, kami tinggal di sekolah terdekat. Ketika kami dengar perbatasan dibuka lagi, kami berangkat pagi-pagi sekali. Selama dua jam kami berjalan kaki. Sekarang, kami sangat lega sudah sampai di sini,” tambah dia.

Sekitar 60.000 pengungsi dari Suriah telah menyeberang memasuki wilayah Kurdistan, Irak sejak perbatasan dibuka lagi tanggal 15 Agustus 2013. Sebelumnya, perbatasan itu ditutup selama tiga bulan. Pada hari perbatasan dibuka lagi dan 7.000 orang datang menyeberang. Pada bulan itu, sekitar 800 warga Suriah menyeberangi perbatasan setiap harinya.

Sejak pertengahan September, perbatasan sempat ditutup lagi selama dua pekan sebelum akhirnya dibuka kembali. MSF menyiapkan tim di perbatasan dan di kamp sekitar untuk merespons jumlah pendatang yang bisa saja melonjak tiba-tiba.

Perjalanan panjang

Kebanyakan pengungsi Suriah tiba di perbatasan setelah berjalan kaki melalui perjalanan panjang melintasi lembah gurun dalam cuaca sangat panas, mereka telah meninggalkan segalanya: keluarga, rumah, dan harta benda.

Meski mayoritas pengungsi berasal dari Damaskus dan Aleppo, belakangan ini jumlah pengungsi dari Al Hassaka meningkat setelah memanasnya pertempuran di daerah tersebut.

Tim MSF telah mendirikan posko kesehatan di kedua sisi perbatasan, menangani konsultasi medis dan mendistribusikan air ke pengungsi yang menunggu dipindahkan ke sejumlah kamp transit yang saat ini didirikan di Dohuk, Erbil, dan Sulaymaniya.

“Sebagian besar pasien kami adalah anak-anak, perempuan hamil, dan para ibu yang baru melahirkan,” kata Paul Yon, Kepala Misi MSF di Dohuk.

Akibat perjalanan panjang atau terlalu lama menunggu di pintu perbatasan, lanjut Paul, banyak warga Suriah yang menderita dehidrasi.

Para pengungsi juga banyak yang penyakit kronis seperti hipertensi, asma, dan epilepsi.  Sebagian pengungsi belum bisa mengakses obat-obatan di Suriah di mana sistem kesehatan telah hancur.

"Beberapa pasien di posko kesehatan kami berada dalam kondisi terguncang. Mereka berkali-kali kehilangan tempat tinggal di Suriah sejak konflik mulai bergejolak. Mereka memutuskan untuk menyeberangi perbatasan karena menghadapi situasi yang membahayakan keselamatan mereka,” tutur Paul Yon.

Di perbatasan bagian Irak, sejak pertengahan Agustus tim MSF telah melayani lebih dari 1.040 konsultasi kesehatan umum bagi para pengungsi yang menunggu dipindahkan ke Dohuk, Erbil, dan Sulaymaniya.

Mengingat banyak pengungsi tidak membawa bekal cukup, MSF juga mendistribusikan barang bantuan non-pangan termasuk jerigen dan alas plastik untuk 290 keluarga di kamp transit. Pada hari-hari mendatang, MSF akan mulai menyediakan konsultasi layanan kesehatan bagi para pengungsi di sejumlah kamp di daerah Erbil.

Di perbatasan sebelah Suriah, MSF telah menangani 982 konsultasi medis dan mendistribusikan air kepada 33.000 orang yang menunggu untuk menyeberang ke Irak.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com