Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/10/2013, 08:23 WIB
EditorErvan Hardoko
ROMA, KOMPAS.com — Sebanyak 300 orang dikhawatirkan tewas setelah sebuah perahu yang membawa 500 orang pengungsi dari Afrika tenggelam di Laut Tengah, Kamis (4/10/2013), tak jauh dari Pulau Lampedusa, Italia.

Tim penolong dan nelayan mencoba menolong para pengungsi yang melambai-lambaikan tangannya saat tenggelam di lautan luas itu.

Seorang pejabat PBB menuding kebijakan represif terhadap para imigran ilegal sebagai penyebab tragedi ini. Sementara Sekjen PBB Ban Ki-moon berharap tragedi ini akan memicu kebijakan perlindungan hak-hak imigran sekaligus meningkatkan persepsi publik terhadap imigran.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Italia Angelino Alfano sebelumnya menyebut 93 orang tewas, termasuk tiga anak-anak dan dua perempuan hamil dalam tragedi itu.

Namun, para penyelam tim penyelamat mengatakan, mereka menemukan setidaknya 40 jasad lagi di dalam dan di sekitar bangkai kapal yang tenggelam.

Dengan hanya 150 orang yang bisa diselamatkan dari air 12 jam setelah bencana, muncul kekhawatiran jumlah korban tewas bisa mencapai lebih dari 300 orang.

"Bagi saya, melihat jasad anak-anak adalah sebuah tragedi. Kami sudah kehabisan peti mati. Selama saya bertugas di sini, saya belum pernah mengalami hal seperti ini," kata Pietro Bartolo, seorang dokter.

Dari para korban selamat diketahui bahwa sebagian besar pengungsi itu berasal dari Eritrea dan Somalia. Mereka bertolak menuju Eropa dari pelabuhan Misrata, Libya.

Pulau Lampedusa adalah salah satu pintu utama menuju Eropa yang kerap digunakan para imigran ilegal yang kabur dari Afrika Utara atau Laut Tengah sebelah timur.

Sepanjang tahun ini, sedikitnya 25.000 orang sudah mendarat di Italia. Jumlah ini meningkat tiga kali lipat dibanding 2012.

Namun, angka tertinggi tercatat pada 2011 saat Afrika Utara dilanda "Arab Spring" yang memicu jumlah pengungsi yang melintas ke Italia mencapai 50.000 orang.

Sebuah jaringan pencari dana untuk para imigran ilegal, Migregroup, memperkirakan 17.000 orang imigran gelap tewas dalam upaya menyeberang dari Afrika ke Eropa selama 20 tahun terakhir.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com