Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Beraksi, Penyerang Sewa Toko di Mal Westgate

Kompas.com - 28/09/2013, 23:55 WIB

NAIROBI, KOMPAS.com - Kelompok militan yang menyerang mal Westgate di Nairobi, Kenya diketahui telah menyewa sebuah toko beberapa pekan sebelum melakukan penyerangan, demikian pernyataan seorang tokoh senior militer kepada BBC.

Dengan menyewa toko di dalam mal, maka militan memiliki akses untuk masuk ke lift barang yang membuat mereka bisa menimbun dan menyimpan senjata dan amunisi di dalam pusat perbelanjaan itu.

Dengan kondisi tersebut maka mereka bisa mempersenjatai diri kembali dan melawan pasukan keamanan, dalam insiden penyerangan dan penyanderaan selama empat hari yang menewaskan 67 orang itu.

Palang Merah Kenya menyebut masih ada 61 orang lainnya dilaporkan hilang. Ahli forensik hingga saat ini masih terus menyisir komplek mal guna mencari jenazah tersisa dan sejumlah petunjuk lainnya.

Dalam laporan penyelidikan BBC mengungkap bagaimana penyerang Westgate bisa membuat rencana dan melakukan penyanderaan selama empat hari, dan bagaimana sistem keamanan di mal bisa dengan mudah ditembus melalui jalur korupsi.

Untuk menyewa toko, militan perlu memiliki kartu identitas, dan diyakini mereka mendapatkan kartu identitas palsu setelah menyuap pejabat pemerintah.

Dalam laporan ini BBC juga mengungkap bagaimana dua kendaraan menurunkan anggota kelompok ekstremis  di luar mal sebelum mereka masuk menyerang ke dalam mal. Mereka juga diyakini memanfaatkan pipa ventilasi sebagai tempat persembunyian di lantai pertama.

Penjelasan ke Parlemen

Pasukan keamanan juga mengkonfirmasikan adanya perubahan taktik yang dilakukan militan pada Sabtu dini hari.  Mereka mengeluarkan senjata mesin kaliber berat, memanfaatkan waktu saat operasi keamanan dialihkan dari polisi ke militer.

Ada laporan bahwa peralihan ini diwarnai dengan kebingungan di antara otoritas keamanan Nigeria. Kepala badan keamanan Nigeria dijadwalkan akan memberikan penjelasan di hadapan komite pertahanan parlemen pada Senin (30/9/2013, di tengah kekhawatiran terkait kesiapan otoritas keamanan dalam menghadapi serangan tersebut.

Ketua komite pertahanan parlemen Nigeria, Ndung'u Gethenji, kepada BBC mengatakan "warga wajib tahu bagaimana kelemahan dalam sistem keamanan yang memungkinkan insiden ini berlangsung."

Dia juga mengatakan bahwa mereka perlu untuk memahami "anatomi dari operasi penyelamatan secara keseluruhan" ditengah tuduhan adanya kebingungan atas siapa yang bertanggung jawab dalam operasi penyelamatan.

Kelompok militan Somalia Al-Shabab, yang merupakan bagian dari al-Qaeda, mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. Masih belum jelas berapa banyak militan yang terlibat dalam serangan dan kebangsaan mereka.

Juru bicara al-Shabab yang dihubungi BBC menolak untuk mengungkap identitas para penyerang. Saat ini Kenya masih menggelar hari berkabung guna memperingati korban jiwa dari sipil dan militer yang ditimbulkan dalam serangan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com