Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikhwal Terpal, Indonesia Tetap Jadi Pasar

Kompas.com - 27/09/2013, 17:25 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Bahkan sampai sekarang, China  masih di depan soal membanjiri pasar Indonesia dengan produk-produknya. Data  dari Asosiasi Industri Olefin Aromatik &  Plastik Indonesia (INAplas) menunjukkan  persaingan antara terpal China versus lokal bahkan sudah dimulai sejak 2009. "Terpal plastik China mengancam industri dalam negeri,"kata Sekretaris Jenderal INAplas Fajar Budiyono di Jakarta pada Jumat (27/9/2013).

Di pasaran, kata Fajar, terpal plastik lokal kalah bersaing soal harga dengan terpal impor. Rata-rata terpal impor lebih murah Rp 8.000 per kilogram ketimbang harga terpal lokal yang dibanderol Rp 28.000 per kilogram.

Persaingan harga, kata Fajar, tentunya bakal berdampak pada banyak hal. Salah satunya pada pengurangan tenaga kerja di industri ini.

Lalu, dalam catatan Fajar, kini ada penurunan produksi sekitar 15 persen. Sementara, sekitar 95 persen produksi terpal lokal diserap pasar dalam negeri. Lalu, sekitar 10 persennya untuk memenuhi pasar ekspor sejak 2003.

Kualitas

Menurut INAplas dari sisi kualitas terpal lokal lebih baik dan lebih panjang umurnya. Lalu, dari sisi penggunaan, produk lokal bisa tahan 6 -12 bulan. Sementara, daya tahan terpal impor hanya 1-3 bulan tergantung pemakaian.

Dari sisi kuantitas, kapasitas produksi  terpal lokal mampu memenuhi permintaan  domestik. Walau, permintaan terpal lokal  dalam tiga tahun hanya tumbuh rata sekitar 5 persen.

Lazimnya, penggunaan terpal plastik di Tanah Air untuk bahan penutup truk angkutan peningkatan hasil pertanian. INAplas dalam catatan termutakhirnya menunjukkan permintaan terpal plastik pada 2011 sekitar 43.296 metrik ton. Nilainya mencapai Rp 1,08 triliun.

Pada setahun berikutnya, permintaan mencapai 45.461 metrik ton atau setara dengan Rp 1,18 triliun. Sampai dengan akhir 2013, permintaan ada di posisi  47.734 metrik ton. Nilai yang bakal  dicapai adalah Rp 1,29 triliun.

Sementara, lanjut Fajar, demi membendung masuknya terpal plastik impor khususnya saat realisasi Komunitas Ekonomi ASEAN, INAplas meminta bantuan pemerintah untuk mengefektifkan Tindakan Pengamanan (Safeguard) terutama dalam pengawasan barang beredar.

Beleid dimaksud adalah  Peraturan Menteri Keuangan RI No. 176/PMK.011/2011 tanggal  17 Nopember 2011. Menurut Fajar,  pada awalnya selama 3 bulan tidak ada impor.

Tapi, pada bulan berikutnya  sampai dengan bulan keenam sudah mulai ada lagi impor. "Sampai sekarang, terpal impor sudah membanjiri pasar Indonesia," demikian Fajar Budiyono.

 


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com