Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dewan Keamanan PBB Akhirnya Bersepakat Buat Resolusi soal Suriah?

Kompas.com - 27/09/2013, 04:03 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber AP
NEW YORK, KOMPAS.com — Lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB telah mencapai kesepakatan tentang poin kunci resolusi untuk Suriah, yakni pembongkaran stok senjata kimia. Para diplomat untuk PBB, Kamis (26/9/2013), mengatakan, Rusia dan Amerika Serikat masih bernegosiasi tentang beberapa masalah yang belum dapat disepakati.

Di antara persoalan yang belum bisa disepakati Amerika dan Rusia, disebutkan adalah soal cara penghancuran senjata kimia tersebut. Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov bertemu setelah dijadwalkan, yang dibuat terburu-buru, Kamis, untuk pembicaraan tertutup mencari titik temu.

Pernyataan dari diplomat ini muncul setelah sehari sebelumnya Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Gennady Gatilov mengatakan, perunding telah mengatasi rintangan utama dan setuju bahwa resolusi itu akan menyertakan referensi ke Bab 7 Piagam PBB. Resolusi itu memungkinkan dilakukannya militer dan nonmiliter untuk mempromosikan perdamaian dan keamanan.

Juru Bicara Gedung Putih Jay Carney tidak mengonfirmasi bahwa kesepakatan mengenai resolusi telah tercapai. "(Tapi) kami telah membuat kemajuan yang baik," kata Carney. "Kami berharap bahwa ini akan diselesaikan dan proses akan bergerak maju dengan cepat."

Sementara dari Moskwa,
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov menawarkan penyediaan pasukan untuk menjaga fasilitas yang diduga akan menjadi lokasi penghancuran senjata kimia Suriah.

Langkah maju...

Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius, Kamis, mengatakan kepada wartawan ada beberapa hal yang perlu disempurnakan dalam rancangan resolusi, tetapi menyatakan optimisme akan segera ada kesepakatan. "Sudah ada kemajuan," ujar dia.

Sebelumnya, Rabu (25/9/2013), Fabius mengatakan, lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB sekaligus pemilik hak veto itu akan menyetujui resolusi pada Kamis atau Jumat (27/9/2013). Perkiraan ini juga disampaikan oleh Gatilov.

Selama berpekan-pekan kelima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB membahas rancangan resolusi baru yang mengharuskan senjata kimia Suriah diamankan dan dihancurkan. Semua perdebatan ini masih terkait dengan temuan bukti penggunaan senjata kimia dalam serangan di kawasan timur Damaskus, pada 21 Agustus 2013.

Setelah Kerry mengatakan kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad bahwa aksi militer Amerika dapat dicegah dengan menyerahkan setiap senjata kimia Suriah pada pengawasan internasional, Rusia menyatakan persetujuan untuk membuat resolusi. Kesepakatan tentang resolusi antara Amerika dan Rusia ditandatangani di Geneva, Swiss, pada 13 September 2013.

Gatilov mengatakan kepada The Associated Press, Rabu, bahwa resolusi yang akan dibuat Dewan Keamanan PBB tidak akan menyertakan pemicu otomatis untuk penggunaan kewenangan sesuai  ketentuan Bab 7 Piagam PBB. Artinya, dewan harus membuat resolusi baru untuk menggelar aksi lanjutan bila Suriah menolak mematuhi resolusi yang akan segera disepakati ini.

Sementara Fabius, Kamis, mengatakan, ada tiga isu sulit yang sudah berhasil mereka dorong untuk disepakati. Ketiganya adalah pencantuman kalimat "penggunaan senjata kimia di Suriah dan di tempat lain adalah kejahatan",
pencantuman Bab 7 Piagam PBB sebagai referensi yang berisi kata-kata yang serupa dengan kesepakatan antara Amerika dan Suriah yang dibuat di Geneva, serta dimasukkannya pernyataan yang mengatakan siapa pun yang bertanggung jawab dalam penggunaan senjata kimia harus diminta pertanggungjawaban.

Konflik Suriah sudah berjalan selama 2,5 tahun, dan selama itu Dewan Keamanan PBB seolah lumpuh. Saat ini, konflik tersebut sudah menewaskan lebih dari 100.000 orang. Sebelumnya, resolusi tak pernah bisa dibuat karena Rusia dan China berbeda pendapat dengan tiga negara lain, yakni Amerika, Inggris, dan Perancis. Tiga rancangan resolusi yang dibuat sebelumnya selalu diveto oleh Rusia dan China.

Kerry, Kamis, mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri China Wang Yi "telah memiliki persetujuan yang kuat tentang perlunya resolusi Dewan Keamanan PBB (untuk Suriah) yang bersifat wajib dan mengikat". Namun, sejauh ini, berdasarkan pernyataan pejabat anonim dari Amerika, China tidak memberikan indikasi apakah mereka akan mendukung resolusi yang sudah disepakati Amerika dan Rusia.

Pembahasan mengenai resolusi terus berlangsung di Dewan Keamanan PBB berbarengan dengan pembahasan lain yang juga berlangsung di
Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW). Resolusi PBB akan menyertakan teks deklarasi OPCW yang akan membuat deklarasi tersebut mengikat secara hukum dan menjadikan organisasi itu sebagai pengambil tindakan pertama ketika resolusi disepakati di Dewan Keamanan PBB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com