Dalam pernyataan Interpol disebutkan, Pemerintah Kenya menginginkan perempuan berusia 29 tahun itu karena didakwa memiliki bahan peledak dan konspirasi melakukan kejahatan pada Desember 2011.
Perintah pencarian dan penangkapan Interpol, yang dikenal dengan sebutan Red Notice, berlaku untuk semua negara anggota.
Pada 2011, Kepolisian Kenya menerbitkan surat perintah pencarian atas nama Lewthwaite karena perempuan itu menggunakan paspor palsu Afrika Selatan dengan nama Natalie Faye Webb, dan bersama tiga anaknya memasuki wilayah Kenya.
Harian terbitan Nairobi, Daily Nation, mengutip sejumlah sumber keamanan yang menyebut kelompok ekstremis di pesisir Kenya memanggil Samantha dengan nama Dada Muzungu atau "Saudari Putih" dalam bahasa Swahili.
Pada Januari 2012, Samantha lolos dari penangkapan saat pasukan Kenya menyerbu beberapa vila yang diyakini menjadi tempat persembunyiannya.
Sementara itu, harian The Standard mengabarkan, polisi menerima ratusan telepon dari sejumlah orang yang menawarkan bukti-bukti keberadaan "Si Janda Putih".
Perempuan Inggris berjuluk "Janda Putih" itu bernama asli Samantha Lewthwaite, putri dari seorang pensiunan tentara Inggris dan janda dari pelaku bom bunuh diri di London, 7 Juli 2005, Lindsay Germaine.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.