Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Al Shabab: Orang Asing di Kenya Merupakan Target Sah

Kompas.com - 26/09/2013, 12:14 WIB
JOHANNESBURG, KOMPAS.COM — Al Shabab, kelompok ekstremis bersenjata dari Somalia yang menyerang sebuah pusat perbelanjaan di Kenya, mengatakan pada Rabu (25/9/2013) bahwa orang asing merupakan "target yang sah" dalam serangan tersebut. Kelompok itu membenarkan laporan sejumlah saksi bahwa orang-orang bersenjatanya telah mencoba untuk membiarkan orang-orang Muslim pergi dari mal itu sementara orang lain yang dianggap kafir dibunuh dan atau ditawan.

Dalam pembicaraan via e-mail pada Rabu dengan kantor berita Associated Press (AP), Al Shabab mengatakan, "Para mujahidin melaksanakan proses pemeriksaan teliti di mal itu dan telah mengambil tindakan pencegahan yang mungkin untuk memisahkan kaum Muslim dari kafir sebelum melancarkan serangan mereka."

Sedikitnya 18 warga asing tewas, termasuk enam warga Inggris, serta ada warga Perancis, Kanada, Trinidad, Belanda, Australia, Peru, India, Ghana, Afrika Selatan, dan China, ketika kaum militan itu memasuki Westgate Mall di Nairobi pada hari Sabtu, membantai pria, perempuan, dan anak-anak dengan senapan mesin dan granat serta menahan para pengunjung mal sebagai sandera. Jumlah korban tewas saat ini tercatat 67 orang dan kemungkinan akan bertambah karena masih ada mayat yang belum dihitung yang ada di reruntuhan mal itu.

Kelompok teroris itu pada Rabu mengklaim bahwa tim serbu militer Kenya melakukan "penghancuran" bangunan sehingga mengubur 137 sandera di bawah reruntuhan. Namun, seorang juru bicara Pemerintah Kenya membantah klaim tersebut.

Dalam serangkaian kicauan dari akun Twitter yang diyakini asli milik Al Shabab, kelompok itu juga mengatakan bahwa "setelah gagal mengalahkan para mujahidin di dalam mal, pemerintah Kenya menyebarkan gas kimia untuk mengakhiri pengepungan."

Juru bicara Pemerintah Kenya, Manoah Esipisu, kepada Associated Press mengatakan, tidak ada senjata kimia yang digunakan, termasuk gas air mata, dan bahwa runtuhnya sejumlah lantai mal itu disebabkan oleh kebakaran yang dibuat para teroris dan bahwa jumlah korban tewas warga sipil tetap 61 orang. "Al Shabab terkenal dengan tuduhan liar dan tidak ada kebenaran sama sekali dari apa yang mereka katakan," katanya. Namun, para pejabat mengatakan, jumlah korban tewas mungkin akan bertambah. Perkiraannya bervariasi antara beberapa hingga puluhan mayat mungkin masih berada di dalam mal.

Al Shabab telah lama mengancam untuk melakukan pembalasan terhadap Kenya karena mengirimkan pasukannya ke Somalia melawan Al Shabab. Banyak dari mereka yang tewas dalam serangan mengerikan di mal itu merupakan warga Kenya.

Saat ditanya, apakah Al Shabab memang berniat untuk membunuh orang asing? Kelompok itu mengatakan "sasaran kami adalah menyerang Pemerintah Kenya di wilayahnya sendiri dan setiap bagian dari wilayah Kenya merupakan sasaran yang sah. Dan Kenya harus bertanggung jawab atas hilangnya nyawa, baik warga asing maupun lokal."

Meski mereka berupaya untuk memisahkan orang Muslim, beberapa dari yang tewas adalah orang Muslim juga. Seorang pria, Louis Bawa, mengatakan kepada harian The Telegraph bahwa istrinya, Zahira, dan putri, Jennah, tewas. "Al Shabab menggunakan agama sebagai alasan untuk membunuh orang. Zahira dan Jennah orang Muslim, tetapi binatang-binatang itu menembak mereka sama seperti yang lain," kata Bawa kepada The Telegraph.

Selama beberapa tahun Al Shabab menguasai sebagian besar Somalia, yang berbatasan dengan Kenya di sebelah timur, termasuk sebagian besar ibu kota Mogadishu. Pasukan Uni Afrika mendesak kelompok yang berafiliasi dengan Al Qaeda itu keluar dari Mogadishu tahun 2011. Kenya juga mengirim pasukan pada tahun yang sama. Kelompok itu terjepit dan akhirnya bertahan di wilayah yang lebih kecil di Somalia selatan.

Al Shabab telah melancarkan serangkaian bom bunuh diri di Somalia dalam melawan militer dan menyasar pemerintah. Mereka juga meledakkan bom pada upacara wisuda di Mogadishu, di restoran dan lokasi lainnya, serta membunuh warga sipil yang juga Muslim.

Ketika ditanya apakah pemisahan Muslim dari non-Muslim pada awal serangan di mal di Nairobi itu mencerminkan perubahan taktik? Kelompok itu menegaskan dalam e-mail-nya bahwa pihaknya "tidak pernah dengan sengaja menyasar kaum Muslim." "Sasaran kami selalu kafir, penjajah, dan pejabat pemerintah/tentara murtad yang bersekutu dengan mereka."

Al-Shabab, yang berarti "pemuda" dalam bahasa Arab, mengatakan serangan di mal itu merupakan tindakan balas dendam untuk pasukan Kenya yang menyerbu ke Somalia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com