Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif mengutuk serangan itu. Dia mengatakan, ”Para teroris tidak memiliki agama. Menargetkan orang yang tidak bersalah adalah tindakan yang bertentangan dengan Islam dan agama mana pun. Terorisme mencerminkan kebrutalan dan pola pikir tidak manusiawi para teroris.”
Sekitar 600 orang memblokade jalan raya di Islamabad. Aksi protes juga terjadi di kota lain, seperti Lahore, Karachi, Peshawar, dan Faisalabad. Mereka mendesak pemerintah lebih tegas mengatasi masalah tersebut.
Aksi protes itu terkait dengan serangan di All Saints Church di Peshawar, Minggu. Menteri Dalam Negeri Chaudhry Nisar Ali Khan mengatakan, 81 orang tewas akibat peristiwa tersebut.
Serangan itu adalah yang paling mematikan dari segala serangan terhadap minoritas. Hal itu sekaligus memunculkan gugatan baru tentang efektivitas proses perdamaian dengan milisi yang dirintis Islamabad. Upaya damai itu bertujuan mengakhiri pemberontakan yang berlangsung dalam satu dekade terakhir. ”Insiden ini adalah yang paling mematikan terhadap umat Kristen di negara kita,” kata Uskup Lahore Irfan Jamil.
Ratusan orang menangis, histeris, dan berpelukan satu sama lain setelah ledakan mematikan itu. Mereka saling menghibur setelah mengetahui ada anggota keluarga yang menjadi korban. Darah berceceran dan menciprati dinding serta lantai gereja.
Salah seorang petinggi Pakistan, Sahibzada Anees, mengatakan, serangan ke gereja juga melukai 141 orang. Dua ledakan oleh dua pelaku bom bunuh diri terjadi saat jemaat hendak meninggalkan gereja seusai makan gratis di halaman depan gereja.
”Ledakan itu bagaikan neraka bagi kami semua,” kata Nazir John yang berada di gereja saat kejadian. Gereja terletak di Distrik Kohati Gate. John, yang berada di gereja bersama lebih dari 400 jemaat, mengatakan, asap dan debu mengepul dari gereja.
Kelompok Jundullah
Kelompok Jundullah, salah satu sayap Taliban, mengklaim bertanggung jawab atas insiden itu. Mereka akan terus menarget minoritas hingga Amerika Serikat menghentikan serangan dengan pesawat tak berawak ke wilayah Taliban.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan