"Di Suriah, mereka melayani 20, 30, hingga 100 pemberontak dan mereka pulang membawa hasil dari hubungan yang dilandasi alasan "jihad seksual". Dan kita hanya berdiam diri tanpa berbuat apa pun," kata Menteri Dalam Negeri Tunisia Lotfi Bin Jeddo, Kamis (19/9/2013).
Di hadapan Dewan Konstituen Nasional, Bin Jeddo mengatakan, kementerian dalam negeri telah melarang 6.000 warga Tunisia berangkat ke Suriah sejak Maret 2013.
Selain itu, pemerintah sudah menahan 86 orang yang dicurigai membentuk jaringan pengirim pemuda-pemuda Tunisia untuk berperang ke Suriah.
Dengan fakta ini, Bin Jeddo mengkritik kelompok-kelompok aktivis HAM yang mengkritik keputusan pemerintah yang melarang mereka yang diduga akan "berjihad" untuk bepergian ke luar negeri.
"Semua yang terkena larangan perjalanan berusia di bawah 35 tahun," tambah Bin Jeddo.
Pada April lalu, mantan imam besar Suriah Sheikh Othman Battikh mengatakan, 13 gadis Tunisia "ditipu" dan diberangkatkan ke Suriah untuk menawarkan jasa layanan seks bagi para pemberontak yang memerangi rezim Bashar al-Assad.
Sheikh Othman kala itu mengatakan apa yang disebut "jihad seks" tak lebih dari sebuah praktik prostitusi.
"Dengan alasan jihad ke Suriah, mereka kini memaksa para perempuan untuk bergabung. Sebanyak 13 orang gadis dikirim untuk 'jihad seksual'. Apa ini? Ini prostitusi. Ini sebuah korupsi pendidikan," ujar Sheikh Othman.
Agustus lalu, direktur badan keamanan publik Mostafa bin Omar mengatakan, aparat keamanan berhasil membongkar jaringan "jihad seksual" di kawasan barat Tunisia, lokasi persembunyian Al Qaeda.
"Kelompok Ansar Shariah menggunakan gadis kecil yang kemudian disuruh mengenakan burka untuk menawarkan layanan seks bagi para pejuang jihad pria," ujar Bin Omar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.