Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Fransiskus: Gereja "Terobsesi" Gay dan Aborsi

Kompas.com - 20/09/2013, 11:26 WIB

Wawancara itu juga menampilkan sisi Paus sebagai manusia, yang mencintai Mozart dan Dostoevsky serta neneknya, dan film favorit Fellini La Strada.

Wawancara 12.000 kata itu berkembang sangat luas dan mengonfirmasi apa yang selama ini dicurigai orang-orang Katolik bahwa Paus Fransiskus sangat tidak mirip dengan para teolog gereja maupun para politisi sayap kanan.

Dia mengatakan, sejumlah orang mengira dia  merupakan seorang "ultrakonservatif" karena reputasinya ketika dia menjabat superior (pemimpin) Provinsi Yesuit di Argentina. Ia mengatakan, dia menjadi superior ketika berusia masih sangat muda, yaitu 36 tahun, dan bahwa gaya kepemimpinannya ketika itu terlalu otoriter.

"Namun, saya tidak pernah menjadi orang yang berhaluan kanan (konservatif)," katanya.

Kini, kata Paus, dirinya lebih suka gaya kepemimpinan yang lebih konsultatif. Dia telah menunjuk sebuah kelompok penasihat beranggota delapan kardinal, sebuah langkah yang katanya direkomendasikan para kardinal di konsistori yang memilihnya. Mereka menuntut reformasi birokrasi Vatikan, kata dia, seraya menambahkan bahwa dari kedelapan orang itu, "Saya ingin melihat bahwa konsultasi ini nyata, bukan konsultasi seremonial."

Paus mengatakan bahwa "menakjubkan" melihat keluhan tentang "kurangnya ortodoksi" mengalir ke kantor Vatikan di Roma dari kalangan Katolik konservatif di seluruh dunia. Mereka meminta Vatikan untuk menyelidiki atau mendisiplinkan para imam, uskup atau biarawati mereka. Keluhan seperti itu, kata Paus, "lebih baik ditangani secara lokal," atau kantor Vatikan berisiko menjadi "lembaga sensor".

Ketika ditanya apa artinya bagi dia "berpikir bersama gereja", sebuah frasa yang digunakan pendiri Yesuit, St Ignatius dari Loyola? Paus Fransiskus mengatakan bahwa hal itu tidak berarti "berpikir bersama hierarki gereja".

Dia mengatakan dia memikirkan gereja "sebagai umat Allah, para pastor dan umatnya. Gereja adalah totalitas umat Allah," lanjutnya, sebuah gagasan yang dipopulerkan setelah Konsili Vatikan II tahun 1960, yang Paus puji telah membuat Injil jadi relevan dengan kehidupan modern, sebuah pendekatan yang dia sebut "benar-benar tidak dapat diubah".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com