KOMPAS.com — Laporan tim penyelidik PBB di Suriah menunjukkan kalau senjata kimia yang membunuh warga Suriah di Damaskus adalah gas sarin. Namun, sampai sekarang, PBB tidak mengatakan siapa yang menggunakan gas beracun itu dalam serangan tersebut, tulis
AP pada Selasa (17/9/2013).
Sampai kini, Duta Besar AS untuk PBB Samantha Powers menyalahkan Suriah dalam serangan pada 21 Agustus silam. Pada sisi lain, pihak Rusia belum memberikan simpulan atas laporan tim PBB.
AFP PHOTO / JAY DIRECTO Warga Filipina memegang poster anti-Amerika Serikat dan menyalakan lilin dalam doa bersama di Manila, 7 September 2013. Paus Fransiskus menyerukan kepada dunia agar puasa dan doa bersama untuk perdamaian Suriah dan menolak intervensi militer.
Sebelumnya, kata Powers, banyak negara tidak menerima kalau sampel darah dan rambut para korban hasil temuan AS mengandung gas sarin. Tapi, pakar PBB Dr Sellstrom menunjukkan sampel dengan kandungan sama. "Sampel itu sudah menunjukkan kalau rezim Suriah adalah pemilik gas sarin tersebut. Sementara, kami tak punya bukti kalau pihak oposisi mempunyai gas sarin itu," demikian Samantha Powers.
DSK / Local Committee of Arbeen / AFP Sebuah foto yang diambil dari video yang diunggah ke situs YouTube menampilkan warga Suriah tengah memakamkan secara massal korban serangan senjata kimia yang diklaim dilakukan pasukan pemerintah di dekat kota Damaskus. Oposisi mengklaim korban serangan ini mencapai 1.300 orang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.