Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekaman Video Korban Penculikan Dirilis

Kompas.com - 17/09/2013, 09:38 WIB

Sebuah rekaman video yang diduga dibuat oleh milisi sayap Al Qaeda di Afrika menunjukkan tujuh sandera Barat yang masih hidup. Menurut kantor berita Mauritania, ANI, yang menjadi media penerima kiriman rekaman video tersebut, di dalamnya tampak wajah empat warga Perancis yang diculik dari Niger di sebuah lokasi tambang uranium tiga tahun lalu.

Seluruh sandera, termasuk seorang warga Belanda, Swedia, dan seorang warga Afrika Selatan, diculik di Mali utara pada November 2011 dan tampaknya dalam keadaan sehat.

Seperti rekaman video yang pernah dirilis sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Perancis meyakini video tersebut asli.

ANI diduga menerima kiriman video ini dari jaringan Al Qaeda di wilayah Magribi Afrika (AQIM). "Dari analisis awal, video ini tampaknya cukup asli dan menunjukkan bukti baru tentang keberadaan empat warga Perancis yang diculik di Arlit (Niger utara) pada 16 September lalu," kata juru bicara Kemenlu Perancis Phillippe Lalliot.

Melakukan semuanya

Tidak jelas kapan rekaman video tersebut dibuat. Namun, menurut ANI, rekaman yang menyangkut keberadaan para sandera Perancis dibuat Juni lalu.

Dalam rekaman tersebut, tampak warga Perancis, Daniel Larribe, 61, mengatakan, "Saya dalam kondisi sehat, tetapi diancam dengan kematian." Ia juga mengatakan otoritas Perancis bertanggung jawab atas nyawanya. Demikian lapor ANI.

Tak ada rincian lain kecuali bahwa ketiga warga Perancis lain adalah Pierre Legrand, Thierry Dol, serta Marc Feret.

Sementara warga Belanda, Sjaak Rijke, sandera Swedia Johan Gustafsson, dan korban penculikan berkebangsaan Afsel Stephen Malcolm diambil hampir dua tahun lalu dari sebuah tempat penginapan dekat Timbuktu. Saat itu, kelompok penculik menyerbu dan selain menculik mereka juga menewaskan seorang warga Jerman.

Ini merupakan rekaman video pertama yang ditayangkan sejak pasukan Perancis dikirim ke Mali Januari lalu di tengah ancaman milisi terkait Al Qaeda yang mencoba menguasai ibu kota Bamako.

Presiden Perancis Francois Hollande mengatakan bulan Juli lalu kalau pemerintahnya "telah melakukan semuanya" dalam upaya membebaskan para sandera. Namun, ia menolak berkomentar lebih lanjut karena khawatir memperburuk situasi "yang sudah sangat buruk".

Tak dirinci apakah yang dimaksud dalam berbagai cara yang ditempuh Pemerintah Perancis itu termasuk dengan menawarkan uang tebusan kepada penculik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com