Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemberontak Suriah Lontarkan Kekesalan terhadap Obama

Kompas.com - 16/09/2013, 15:39 WIB
ALEPPO, KOMPAS.COM — Para pemberontak Suriah menyatakan kekesalan terhadap Presiden AS, Barack Obama, setelah dia tidak jadi menyerang pasukan rezim negara itu terkait tuduhan penggunaan senjata kimia. Mereka mengatakan, dunia sejatinya tidak peduli dengan Suriah.

Para pemimpin dua brigade pemberontak di kota Aleppo di Suriah utara, yang berbicara kepada kantor berita AFP setelah mereka setuju untuk menggabungkan pasukannya, juga menuduh Rusia dan rezim Bashar al-Assad sedang berkonspirasi untuk mengulur waktu sehingga Presiden Suriah itu dapat melancarkan kampanyenya melawan mereka yang berusaha untuk menggulingkan dia.

Mereka berbicara saat Amerika Serikat dan Rusia mencapai kesepakatan, berdasarkan usulan Moskwa, untuk menghilangkan senjata kimia Suriah pada pertengahan 2014 dan membuka pintu buat penjatuhan sanksi jika Damaskus gagal memenuhi komitmennya.

"Amerika mengatakan kepada dunia akan mengebom Suriah dan kemudian, ketika waktunya tiba, Amerika jadi takut," kata Abdelqaderi Asasheh, kepala operasi brigade Liwa al-Tawhid di Aleppo. Komandan batalyon, Abdulaziz Salameh, bahkan lebih pedas lagi komentarnya tentang Amerika Serikat. Sambil menuduh Rusia dan Suriah "merancang rencana sempurna untuk menghentikan serangan Barat", kata dia, "Obama telah menunjukkan dirinya bukan sebagai orang yang terhormat."

Dia menambahkan, dengan penuh ketegasan bahwa kami tidak membutuhkan serangan itu. Kami tidak membutuhkan siapa pun. Kami mengandalkan bantuan Allah, dan Dia akan membimbing kami untuk meraih kemenangan akhir."

Namun, ia mengatakan, walau "kami tidak bisa mengharapkan apa-apa dari Amerika Serikat, jika mereka akhirnya memutuskan untuk menyerang, kami akan mengambil keuntungan dari situasi itu dan melancarkan serangan terhadap pangkalan militer rezim dan terhadap bandara untuk mengambil kendali atas Aleppo".

"Kami tidak menginginkan serangan itu, tetapi jika itu terjadi Amerika Serikat akan mendapatkan sekutu yang sangat kuat di darat," kata Abu Tawfiqa, komandan brigade Liwa al-Fatah.

Dua brigade itu mengadakan upacara pada hari Jumat lalu di bekas akademi militer di utara Aleppo untuk menandai kesepakatan untuk menyatukan pasukan mereka, yang mereka klaim berjumlah 13.000 orang di seluruh negeri.

Abu Feras, juru bicara Al-Tawhid, mengatakan "masyarakat internasional tidak peduli dengan apa yang terjadi di Suriah. Jika komunitas dunia benar-benar peduli, mereka sudah mengintervensi sejak lama".

"Amerika Serikat dan Rusia sedang bermain-main dengan Suriah, kami tidak berarti apa-apa bagi mereka. Hal yang sama juga berlaku bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang telah menuduh rezim melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan terus berbicara dan berbicara, seolah-olah berbicara akan menyelesaikan segalanya. Mereka telah berbicara selama 30 bulan dan tidak melakukan apa pun."

Seorang pria yang berdiri di dekatnya, menyela... "Obama seorang pembohong. Dia tidak menepati kata-katanya. Dia mengatakan dia akan menyerang jika Assad menggunakan senjata kimia terhadap penduduk sipil. Apa lagi yang dia butuhkan untuk campur tangan dan mengakhiri pembantaian ini..."

Hassan al-Mara, seorang mantan guru yang kemudian angkat senjata, setuju dengan pria itu. "Anda benar, Barat telah mengecewakan kita lagi. Amerika dan Eropa telah menunjukkan bahwa ancaman mereka tidak lebih dari propaganda murahan."

Aleppo, yang pernah menjadi ibu kota komersial negara itu, relatif tak tersentuh oleh konflik Suriah yang telah menewaskan lebih dari 110.000 orang sejak meletus pada Maret 2011. Pada musim panas 2012, pemberontak merebut distrik utama kota itu, dan tentara sejak itu telah berjuang untuk merebut kembali kota tersebut.  Ratusan warga sipil telah tewas dalam pertempuran dan pengeboman yang dilancarkan rezim tanpa henti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com