Demo di Phnom Penh itu berakhir ricuh, dengan sejumlah korban cidera dan seorang dipastikan meninggal dunia.
Ketegangan terus terjadi di Kamboja menyusul pemilu bulan Juli lalu. Partai berkuasa, Partai Rakyat Kamboja (CPP) dan partai oposisi, Partai Penyelamatan Nasional (CNRP) sama-sama mengklaim diri sebagai pemenang.
Bentrokan pertama terjadi Minggu petang kemarin di sepanjang sisi sungai di ibukota Kamboja itu. Polisi menembakkan gas air mata sementara demonstran melemparkan batu dan palang-palang besi.
Tampak seorang polisi dan seorang pendemo yang cedera dilarikan dari lokasi bentrokan.
Ketegangan mereda setelah Pemimpin Oposisi Sam Rainsy tiba di lokasi, meminta massa untuk tidak melawan polisi dan mengajak mereka kembali ke Freedom Park, yang merupakan tempat berkumpul pendukung oposisi. "Saudaraku sekalian, ini misi penting untuk menyelamatkan negara kita," kata Sam Rainsy.
Ia mendesakkan dua pilihan bagi pemerintah yakni penghitungan ulang suara pemilu atau diadakannya pemilu ulang. Rainsy menyatakan tidak akan ada negosiasi tentang pembagian kekuasaan sebelum adanya klarifikasi atas kecurangan pemilu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.