Akan tetapi, bukan itu yang dikehendaki kelompok Republiken AS selama bertahun-tahun, terutama sejak era kepemimpinan almarhum Ronald Reagan (1980-1988), yang terkenal sangat antipajak.
Pada tahun 2003, ketika Presiden George W Bush berencana menekan tingkat pajak, ekonom peraih Hadiah Nobel, Joseph E Stiglitz, sudah mengingatkan dampak negatifnya di kemudian hari. Stiglitz mengkritik pengurangan pajak yang akan melumpuhkan sektor keuangan Pemerintah AS. Ia juga mengingatkan pemborosan anggaran yang tak penting untuk invasi Irak.
Pandangan peraih Hadiah Nobel Ekonomi lain, Paul Krugman, tentang kerasukan korporasi dan sistem ekonomi yang tak memperhatikan kaum tertinggal AS juga tak didengar.
Kebijakan ekonomi AS yang amburadul tidak saja menyebabkan kebangkrutan secara teknis keuangan negara AS, tetapi juga menyebabkan timbunan utang hingga mencapai 105 persen dari total produk domestik bruto. Utang menumpuk juga karena biaya perang.
Mencapai rekor
Tragedi lain yang tercatat dan mencapai rekor adalah kesenjangan pendapatan antara kelompok 1 persen warga terkaya AS dan 99 persen sisanya, yang meningkat pada periode 2009-2012. Bahkan, kesenjangan itu adalah yang paling tinggi sejak malaise atau resesi besar pada tahun 1929.
Inilah hasil studi secara saksama yang dilakukan para ekonom dari University of Berkeley, Paris School of Economics, dan Oxford University pada tahun ini. Kesenjangan itu disimpulkan berdasarkan analisis terhadap data dari Internal Revenue Service, semacam dinas pendapatan Pemerintah AS. Mereka mengevaluasi data pendapatan sejak tahun 2013.
Pada tahun 2008, ekonomi AS mengalami resesi dan biasanya resesi memperkecil kesenjangan. Namun, di AS, kesenjangan pendapatan malah meningkat setelah tahun 2009 atau setelah puncak resesi pada tahun 2008.
Pendapatan kelompok 1 persen warga terkaya malah meningkat 31,4 persen pada periode 2009-2012. Di sisi lain, pendapatan kelompok 99 persen sisanya hanya naik 0,4 persen. Kaum kaya semakin kaya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.