FSA juga mendesak agar para pejabat tinggi rezim Presiden Bashar al-Assad diseret ke pengadilan.
Kelompok koalisi Suriah ini juga mempertanyakan inisiatif Rusia itu dan menuding langkah tersebut hanya merupakan manuver politik untuk memberikan waktu bagi Presiden Assad.
"FSA mengumumkan penolakan terhadap rencana Rusia untuk menempatkan senjata kimia Suriah dalam pengawasan internasional," kata Komandan Militer FSA Jenderal Salim Idriss dalam sebuah video yang diunggah ke situs YouTube.
Idriss menambahkan, FSA tidak puas dengan hanya melucuti senjata kimia yang merupakan perangkat kejahatan. FSA ingin agar para pelaku kejahatan itu diseret ke pengadilan kriminal internasional.
Idris melanjutkan, respons dunia internasional terhadap penggunaan senjata kimia Suriah seharusnya efisien dan efektif.
"Jika tidak, maka Iran, Korea Utara, dan milisi Hezbollah akan menganggap itu merupakan lampu hijau untuk memproduksi dan menggunakan senjata kimia," ujar Idriss.
Idriss juga menyerukan kepada negara-negara yang mendukung pemberontakan terhadap Assad untuk meningkatkan pasokan senjata kepada pemberontak sehingga mereka dapat melanjutkan perjuangan "membebaskan Suriah".
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.