Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yaman Bantah Kabar Gadis Cilik Tewas di Malam Pengantin

Kompas.com - 11/09/2013, 19:26 WIB
SANAA, KOMPAS.com — Aparat keamanan di Provinsi Hajja, Yaman, membantah kabar yang dilansir sejumlah media yang menyebut seorang gadis cilik berusia 8 tahun tewas di malam pengantinnya.

Sebelumnya, sejumlah media di Timur Tengah, salah satunya harian terbitan Kuwait Al Watan mengabarkan bahwa Rawan (8 tahun) meninggal dunia akibat luka di alat kelaminnya di malam pertama pernikahannya dengan seorang pria paruh baya.

Mosleh al-Azzadni, direktur investigasi kriminal di distrik Harradh, tempat pernikahan itu dikabarkan berlangsung, kepada Gulf News mengatakan dia sudah menyelidiki kabar ini dan menanyai ayah si gadis.

"Saat mendengar kabar ini, saya memanggil ayah gadis itu. Dia lalu datang bersama putrinya dan membantah kabar pernikahan dan kematian putrinya itu. Saya memiliki foto anak itu dan akan memperlihatkannya jika diperlukan," ujar Al-Azzani.

Azzani menambahkan, gadis itu memang berusia delapan tahun, sementara ayahnya berusia 40-an tahun.

"Pria itu baru pindah ke Harradh 20 hari lalu. Dia adalah ayah Rawan, seorang putri lain yang sudah menikah dan seorang putra. Saya akan memanggil mereka lagi jika ada wartawan yang ingin melakukan investigasi," tambah dia.

Azzani menambahkan, dia juga tidak menerima laporan apa pun dari rumah sakit setempat terkait kematian seorang gadis kecil.

Masih di Hajja, Aziz Saleh, seorang pengelola situs berita lokal, mengatakan, dia sudah menghubungi aparat lokal yang juga memberikan bantahan serupa.

"Semua orang mengatakan hal yang sama tak ada pernikahan dan tak ada kematian (gadis kecil)," kata Aziz.

Sementara itu, wartawan lepas yang menulis kisah itu, Mohammad Radman bersikukuh bahwa kisah yang ditulisnya itu memang benar-benar terjadi.

"Para tetangga Rawan mengatakan mereka melihat gadis itu meninggal dan dimakamkan. Para pejabat hanya ingin menutupi kabar ini," ujar Radman.

Di ibu kota Sanaa, ketua SEYAJ, sebuah organisasi non-pemerintah yang mengadvokasi hak anak-anak, Ahmad al-Qurishi mengatakan pihaknya sudah melakukan penyelidikan terkait masalah ini.

"Dari hasil awal penyelidikan membuktikan kisah ini tidak benar," kata Al-Qurishi.

Lebih jauh, Al-Qurishi menuding sejumlah orang berusaha menggunakan isu kontroversial itu untuk kepentingan pribadi mereka.

"Sejumlah orang menggunakan kisah-kisah semacam ini untuk mendapatkan publikasi dan bantuan dana dari organisasi internasional," kata Al-Qurishi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Gulf News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com