ZAMBOANGA, KOMPAS.com — Ribuan warga Zamboanga mengungsi dari rumahnya untuk menyelamatkan diri dalam bentrokan antara pasukan Pemerintah Filipina dan pemberontak Muslim, yang sudah memasuki hari ketiga.
Sedikitnya sembilan orang tewas sejak kelompok militan mengambil posisi bertahan di tengah permukiman bercampur dengan penduduk setempat.
Pasukan pemerintah sudah mengepung kawasan yang dikuasai sekitar 180 militan Islam di kota pelabuhan di kawasan selatan negara itu.
Sekitar 13.000 pengungsi kini ditampung di stadion dan sejumlah lainnya di gereja dan sekolah.
"Kami berupaya untuk memberikan fasilitas yang layak kepada mereka semua," tutur seorang pekerja sosoial, Beth, kepada kantor berita AFP.
Penerbangan dan layanan feri ke kota itu sudah dihentikan; sedangkan sekolah, sejumlah toko, dan kantor tutup.
Masih disandera
Kelompok yang merupakan salah satu faksi dari kelompok separatis Barisan Pembebasan Nasional Moro (MNLF) ini menuntut perundingan langsung dengan Pemerintah Filipina.
Mereka merasa disisihkan dari perundingan yang berlangsung antara pemerintah Manila dan kelompok Muslim saingan.
Sejumlah laporan menyebutkan, para militan juga menyandera sejumlah warga sebagai "tameng manusia". Namun, tidak jelas berapa banyak yang disandera.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.