Pemberontak Muslim Filipina, Senin (09/09), menyerbu kota pelabuhan Zamboanga dan menyandera 12 orang warga. Sebelum penyerangan, sekitar 100 orang pemberontak terlibat bentrok dengan patroli Angkatan Laut Filipina di laut.
Polisi dan tentara telah dikerahkan untuk mengepung area Rio Hondo di Zamboanga. Kepala polisi regional Juanito Bano mengatakan para gerilyawan Front Pembebasan Nasional Moro diduga menyandera antara 10 hingga 15 orang.
"Kami telah mengepung mereka," kata Bano pada radio lokal DZMM seperti dilaporkan kantor berita AP. "Mudah-mudahan kami bisa membebaskan warga sipil dan menangkap para penyerang."
Keterangan resmi pemerintah mengatakan satu orang prajurit Angkatan Laut dan 10 petugas kepolisian terluka dalam insiden itu.
Pasukan anti terorisme AS sejak 2002 memberikan pelatihan kepada pasukan Filipina. Pusat pelatihan berada di kota Zamboanga. Kelompok Moro menandatangani perjanjian perdamaian 1996 dengan pemerintah, tetapi ratusan pejuangnya masih memiliki senjata.
Mereka juga menuduh pemerintah melanggar janji mereka untuk membentuk daerah khusus otonomi Muslim di negara yang mayoritas warganya adalah pemeluk Katolik Roma.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.