Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Jenderal Senior Suriah Meninggalkan Assad

Kompas.com - 04/09/2013, 22:33 WIB
AMMAN, KOMPAS.com — Mantan Menteri Pertahanan Suriah Jenderal Ali Habib, seorang tokoh Alawi terkemuka, dikabarkan membelot dan saat ini berada di Turki. Demikian informasi yang diperoleh Reuters dari seorang tokoh oposisi senior, Rabu (4/9/2013).

Jika pembelotan Ali Habib bisa dikonfirmasi, maka Habib adalah tokoh dengan pangkat dan jabatan tertinggi khususnya dari minoritas Alawi yang membelot sejak pemberontakan pecah pada 2011.

"Ali Habib berhasil lolos dari cengkeraman rezim dan kini berada di Turki. Namun ini bukan berarti Habib bergabung dengan oposisi," kata seorang tokoh oposisi, Kamal al-Labwani di Paris, Perancis.

Sejumlah sumber di negara-negara Teluk mengatakan, Habib membelot pada Selasa (3/9/2013) malam dan tiba di perbatasan Turki sebelum tengah malam bersama dua atau tiga orang lainnya.

Dia lalu dibawa melintasi perbatasan dalam iring-iringan kendaraan.

Habib didampingi sejumlah perwira militer yang mendukung pembelotannya. Para perwira itu dikabarkan juga sudah meninggalkan Suriah, tetapi belum diperoleh informasi lebih lanjut.

Labwani mengatakan, Habib bisa meninggalkan Suriah berkat bantuan dari sebuah negara Barat.

"Dia akan menjadi sumber informasi berharga. Habib memiliki karier militer yang panjang. Dia menjalani tahanan rumah setelah menentang Assad dan menentang pembunuhan para pengunjuk rasa," tambah Labwani.

Seorang perwira Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan, Habib tampaknya sudah mengoordinasikan pembelotannya itu dengan Amerika Serikat.

Mantan perwira angkatan darat Suriah itu mengatakan, pasukan Assad kini memiliki sekitar 36.000 perwira, dan 28.000 orang di antaranya adalah kelompok Alawi.

Sisa 8.000 perwira merupakan gabungan antara Sunni yang merupakan mayoritas di Suriah, serta warga minoritas seperti Kristen dan Druze.

Lahir pada 1939, Habib menjabat menteri pertahanan pada Agustus 2009 hingga Agustus 2011. Saat itu Habib digeser, yang oleh media disebut karena alasan kesehatan.

Setelah muncul rumor Habib disingkirkan karena menentang pembunuhan pengunjuk rasa, dia muncul di layar televisi pemerintah menyampaikan sumpah setianya kepada pemerintahan Assad.

Para diplomat Barat menduga bahwa Habib membuat pernyataan dukungan kepada Assad itu di bawah paksaan.

Habib terlibat dalam perang Oktober 1973 melawan Israel, ketika Suriah gagal merebut kembali dataran tinggi Golan.

Dia juga ikut dalam Perang Teluk 1990-1991, saat Hafez al-Assad, ayah Bashar al-Assad, secara simbolis bergabung dengan koalisi pimpinan AS untuk mengusir Irak dari Kuwait.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com