Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Akan Bangun ”Dinding Es”

Kompas.com - 04/09/2013, 08:19 WIB
TOKYO, KOMPAS.COM - Pemerintah Jepang akhirnya memutuskan untuk mengintervensi proses penanganan krisis nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi yang rusak diterjang tsunami pada Maret 2011. Hari Selasa (3/9), otoritas Jepang memaparkan rencana penanganan krisis yang akan menelan biaya sekitar 47 miliar yen (Rp 5,4 triliun).

Dari anggaran itu, sebanyak 32 miliar yen akan digunakan untuk membangun semacam ”dinding es” di bawah lokasi PLTN tersebut. Pembangunan dinding es itu ditujukan untuk mengalihkan aliran air tanah agar tidak melalui kawasan PLTN itu dan tidak terkontaminasi zat-zat radioaktif.

Keputusan ini diambil setelah pemerintahan Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe menilai perusahaan operator PLTN, Tokyo Electric Power Co (TEPCO), tidak mampu menangani krisis ini sendirian.

Hari Senin, PM Abe menyebut penanganan krisis oleh TEPCO selama ini dilakukan secara ”serampangan”. ”Pemerintah perlu menuntaskan masalah ini dengan berdiri di depan. Dengan meninggalkan respons saat ini yang asal-asalan, kita akan menetapkan kebijakan dasar untuk menyelesaikan masalah air yang terkontaminasi,” tutur Abe di hadapan tim tanggap darurat bencana nuklir pemerintah.

Krisis nuklir di Fukushima meningkat sejak beberapa pekan terakhir setelah ditemukan kebocoran 300.000 liter air terkontaminasi dari salah satu tangki penampung. Dalam beberapa hari kemudian, pihak TEPCO menemukan lagi beberapa titik kebocoran dan titik-titik yang memancarkan radiasi tinggi di seluruh kompleks PLTN itu.

Air terkontaminasi

TEPCO menggunakan air dalam jumlah besar untuk mendinginkan inti reaktor-reaktor nuklir yang meleleh di PLTN Fukushima Daiichi setelah sistem pendingin reaktor itu rusak diterjang tsunami pada 11 Maret 2011.

Air yang digunakan untuk mendinginkan reaktor itu terkontaminasi zat-zat radioaktif dan harus disimpan di sekitar 1.000 tangki penampung sementara.

Namun, sebagian air itu telah meresap ke dalam tanah dan bercampur dengan aliran air tanah alami di bawah PLTN. Air terkontaminasi itu dikhawatirkan mengalir ke laut dan bisa memicu pencemaran yang lebih luas.

Dinding es yang akan dibangun ditujukan untuk mengalihkan aliran air tanah itu guna mengurangi jumlah air yang terkontaminasi. Pembangunan dinding itu dilakukan dengan membangun jaringan pipa di dalam lapisan tanah di sekitar PLTN.

Jaringan pipa itu kemudian akan dialiri cairan pembeku (refrigerant) yang akan membekukan tanah dan membentuk dinding tak tembus air. Kantor berita Kyodo menyebut, studi kelayakan proyek itu sudah mulai dilakukan, dan dinding itu diharapkan bisa beroperasi pada Maret 2015.

Selain membangun dinding es, otoritas Jepang juga akan mendatangkan peralatan khusus untuk menghilangkan radiasi dari air radioaktif yang disimpan di PLTN itu.

Otoritas Regulasi Nuklir Jepang sebelumnya menyatakan, air yang terkontaminasi itu suatu saat harus dibuang ke laut, tetapi setelah dilakukan proses dekontaminasi. (AFP/AP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com