Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 03/09/2013, 13:53 WIB
EditorErvan Hardoko

SYDNEY, KOMPAS.com - Para pemilik tanah di Pulau Manus, Papua Niugini (PNG) mengatakan, mereka tidak mendapat manfaat dari pusat pemrosesan pencari suaka Australia di pulau itu.

Warga berharap untuk mendapat pekerjaan dan kesempatan bisnis dengan adanya pusat pemrosesan itu.

Anggota Parlemen dari Pulau Manus, Ron Knight, mengatakan, dukungan itu kini tidak sebesar sebelumnya.

"Tidak ada perusahaan di Manus yang dilibatkan saat ini. Nampaknya tidak akan ada," kata Knight.

'Semua warga kami hanya ditawari pekerjaan rendahan seperti tukang masak, petugas kebersihan dan satpam dengan upah yang lebih rendah dari orang-orang yang  didatangkan dari Port Moresby," lanjut dia.

Knight mengatakan, para pemilik tanah di daerah Los Negros dekat pusat pemrosesan itu merasa, mereka tidak mendapat manfaat apa-apa.

Mereka memblokir akses ke tempat pembuangan sampah dan mengancam akan memutuskan saluran air dan memblokir jalan masuk, jika mereka tidak diberi kompensasi.

Warga lokal sebelumnya menawarkan untuk mengelola tempat pembuangan sampah, tapi malah kontraktor dari luar negeri didatangkan untuk mengelolanya.

Kata Knight, para pemilik tanah itu ingin pemerintah Australia dan PNG memberi mereka ganti rugi 130,000 dolar Australia atas penggunaan tanah dan berlabuhnya kapal AL Australia di lepas pantai.

Pemerintah Australia telah menjanjikan suatu paket pembangunan khusus untuk Pulau Manus sebagai imbalan kehadiran pusat pemrosesan disana.

Paket tersebut mencakup perbaikan jalan raya, pembangunan ruang kelas dan perbaikan atap dari pasar utama di pulau itu.

Pembangunan dan perbaikan sudah dimulai, tapi menurut penduduk lokal terlalu lamban.

Bukan hanya penduduk Pulau Manus yang jengkel - para pengusaha dari daratan PNG juga kecewa bahwa sebagian besar kontrak pembangunan dan pasokan untuk pusat pemrosesan itu diberikan kepada perusahaan-perusahaan Australia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke