Menurut warta AP pada Sabtu (31/8/2013), polisi di Bandara Internasional Kota Panama mencokok Dino, Kamis silam. Kala itu, Dino membawa paspor diplomatik saat melancong ke luar negeri.
Di bandara itu, Dino diserahkan ke agen-agen AS. Selanjutnya, Dino diekstradisi ke New York.
Usut punya usut, Dino rupanya dianggap punya masalah dengan narkoba. Polisi AS mengatakan Dino menyelundupkan narkoba seberat 10 kilogram pada Juli silam.
Tak cuma itu, Dino pun dibidik beleid pelanggaran senjata. Kata polisi dia memunyai senjata antitank ringan.
Nah, gara-gara itu, kelompok oposisi Suriname pun melayangkan surat konfirmasi terkait Dino kepada ayahnya, Desi Bouterse. "Bisakah presiden mengkonfirmasi apakah informasi soal Dino benar? Bisakah presiden membeberkan apa yang Dino lakukan terkait perjalanan wisata menggunakan paspor diplomatik? begitu salah satu bagian yang termaktub dalam surat kelompok oposisi itu.
Asal tahu saja, surat itu dibuat oleh Partai Front Baru (PNF). Partai itu adalah oposisi utama pemerintah.
Mundur
Sementara itu, anggota dewan perwakilan rakyat yang juga oposan pemerintah, Asiskoemar Gajadien malahan mengatakan kalau Presiden Desi mestinya mundur. "Kalau mengikuti azas demokrasi yang normal, presiden semestinya mundur lantaran isu-isu serius tersebut,"katanya.
Perkara "kelakuan anak"menurut hemat Gajadien adalah insiden yang mencoreng citra negara. Gajadien mengingatkan kalau Suriname tengah menjalani proses penting dalam kelompok Negara-negara Amerika Selatan (Unasur). Soalnya, sebagai tuan rumah perhelatan konferensi tingkat tinggi (KTT) ketujuh Unasur, Paramaribo tengah menjadi presiden alias pemimpin blok tersebut.
Sementara itu, pemerintah Suriname mengeluarkan pernyataan singkat soal info penangkapan Dino. Sebelumnya, Kedutaan Besar AS di Suriname mengatakan kalau Dino ditahan di Panama dan dikirim ke wilayah otoritas AS. "Alasan penangkapan belumlah jelas. Kementerian Luar Negeri tengah mengikuti perkembangan isu secara lebih mendalam,"kata pernyataan pemerintah Suriname.
Menariknya, Dino Bouterse diangkat oleh bapaknya sendiri sebagai Direktur Unit Antiterorisme Suriname pada Juli 2010. Pengangkatan itu bertepatan dengan kemenangan ayahnya pada pemilihan umum presiden (pilpres). Karuan saja, pengangkatan itu menuai kritik kelompok oposisi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.