Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentara Australia Potong Tangan Pemberontak Afganistan?

Kompas.com - 30/08/2013, 11:28 WIB
Sebuah satuan elite pasukan khusus Australia sedang diinvestigasi terkait kasus mutilasi sedikitnya terhadap satu mayat pemberontak Afganistan.

ABC mendapat informasi, kedua tangan mayat seorang pemberontak dipotong dan dibawa ke pangkalan Australia di Tarin Kot.

Insiden itu terjadi dalam operasi gabungan pasukan keamanan nasional Afganistan dan Satuan Tugas Operasi Khusus Australia di Provinsi Zabul pada tanggal 28 April 2013 yang menewaskan empat pemberontak. Waktu itu, Pasukan Pertahanan Australia hanya mengumumkan, investigasi sedang dilakukan.

Panglima Pasukan Pertahanan Australia, Jendral David Hurley, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis 8 Mei 2013, "Sebuah insiden kemungkinan kelakuan buruk selama operasi telah dikemukakan melalui rantai komando nasional internal."

ABC mendapat informasi, insiden kelakuan buruk yang dimaksud adalah memotong tangan dari paling tidak satu mayat pemberontak.

Tentara Australia diharuskan mengambil sidik jari dan memindai mata setiap laskar Taliban yang tewas, jika memungkinkan. ABC mendapat informasi, seorang investigator dari Australian Defence Force Investigative Service (ADFIS) memberi penjelasan kepada sekelompok pasukan khusus dan memberitahu mereka bahwa tidak masalah bagaimana sidik jari diambil. Kalau mereka dapat memotong tangan dari laskar yang tewas dan membawanya ke pangakalan untuk diambil sidik jarinya, itu dapat diterima.

ABC melaporkan, paling-tidak sepasang tangan ada di pangkalan Australia di Tarin Kot.

Mutilasi atau perlakuan buruk atas mayat merupakan pelanggaran hukum perang.

Dalam sebuah pernyataan kepada ABC, Pasukan Pertahanan Australia mengatakan, pihaknya terus menginvestigasi insiden kemungkinan kelakuan buruk menyangkut personel Australia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com