Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasukan Elite Israel Menari di Pesta Warga Palestina

Kompas.com - 30/08/2013, 10:57 WIB
HEBRON, KOMPAS.com — Para perwira tinggi militer Israel mendamprat sekelompok pasukan elite negara itu karena bergabung dalam sebuah pesta pernikahan di Hebron saat berpatroli di kota itu.

Pasukan dari Brigade Givati tersebut tak sengaja melewati tempat perayaan pernikahan di kota Palestina di daerah Tepi Barat bagian selatan itu. Mereka lalu bergabung dan menari Gangnam style. Aksi mereka terekam kamera ponsel. Dalam rekaman itu, pada satu kesempatan seorang tentara, dengan seragam lengkap dan menenteng senjata, dipanggul di bahu seorang yang sedang bersukaria saat kerumunan yang antusias itu menari dengan iringan musik tersebut. Rekaman itu disiarkan di televisi Israel Channel 2, Rabu (28/8/203), demikian menurut The Jerusalem Post.

Setelah interaksi yang ramah, pasukan tersebut pergi dari tempat itu dengan tenang, demikian menurut media setempat. Namun, para tentara itu kini sedang diselidiki karena "membiarkan diri berada dalam bahaya yang tidak perlu".

Sebuah pernyataan dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF), sebagaimana dikutip The Times of Israel, menyatakan, "Ini merupakan insiden yang sangat parah. Para prajurit telah dipanggil untuk ditanyai, serta para komandan brigade dan batalyon itu sedang menyelidiki. Para prajurit tersebut akan ditangani dengan tepat."


Seorang mantan tentara Israel, Seth Freedman, yang menulis di The Guardian, mengecam IDF karena menghukum para prajurit itu. Ia justru memuji penilaian kemanusiaan para tentara itu karena telah menunjukkan belas kasih dan keramahan.

Kenyataannya, tindakan para prajurit itu tidak menempatkan diri mereka dalam bahaya. Mereka justru masuk ke dan keluar dari situasi itu tanpa ada permusuhan atau kekerasan. Freedman menulis, "Singkirkan buku aturan militer, rekaman tarian pernikahan itu merupakan kesepakatan untuk memanusiakan kedua belah pihak dari konflik yang tak berkesudahan, (peristiwa itu) menunjukkan bahwa di akar rumput tidak setiap pertemuan antara warga Israel dan Palestina ditakdirkan untuk berakhir dalam kegetiran, pertumpahan darah, dan tuduh-menuduh."

Dia menyimpulkan, "Para petinggi IDF yang marah mungkin menghukum pasukan mereka karena 'bahaya yang tidak perlu' dari tindakan mereka. Namun, yang terjadi adalah kebalikannya. Sudah merupakan perilaku dan kebijakan mereka di pucuk pimpinan IDF dan Knesset yang membuat semua orang Israel dan Palestina ada pada bahaya yang tidak perlu, dan mereka bisa belajar banyak dari jembatan pesta yang dibuat pasukan yang ikut menari tersebut."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com