Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Menolak Presiden Filipina

Kompas.com - 30/08/2013, 07:41 WIB
MANILA, KOMPAS.com — Hubungan diplomatik Filipina dan China kembali tegang, Kamis (29/8/2013), setelah Pemerintah China meminta Presiden Filipina Benigno Aquino III membatalkan rencana kunjungan ke China pekan depan. Perlakuan tak mengenakkan tersebut diduga terkait dengan sengketa Laut China Selatan.

Presiden Aquino sedianya akan menghadiri acara Expo China-ASEAN di kota Nanning, Provinsi Guangxi, China selatan, 3 September mendatang. Acara tersebut merupakan pameran dagang tahunan yang digelar untuk menunjukkan hubungan erat antara China dan 10 negara anggota ASEAN.

Tahun ini Filipina menjadi ”negara kehormatan” dalam acara tersebut. Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Filipina Raul Hernandez, China beberapa bulan lalu telah meminta Filipina mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke pameran itu.

Rabu, Aquino mengumumkan, dia sendiri yang akan menghadiri pameran dagang tersebut dalam kunjungan sehari. ”Ini akan menjadi perjalanan panjang ke China. Saya akan berangkat pukul lima pagi dan pulang pukul lima sore,” kata Aquino kepada wartawan, di Manila, Rabu.

Namun, menurut Hernandez, pada Rabu malam, ada permintaan resmi dari Beijing agar Aquino tak usah berkunjung ke China saat ini. ”Presiden telah memutuskan tak melanjutkan rencananya ke Expo China-ASEAN dengan mempertimbangkan permintaan China agar Presiden mengunjungi China pada waktu yang lebih kondusif,” papar Hernandez, seperti dikutip kantor berita Filipina, PNA, Kamis.

Manila memutuskan delegasinya di acara itu hanya akan dipimpin Menteri Perdagangan Gregory Domingo.

Saat dikonfirmasi oleh beberapa kantor berita utama, Pemerintah China menyatakan, pihaknya tak pernah mengundang Presiden Filipina hadir dalam pameran itu. ”China tak pernah mengirimkan undangan kepada Presiden Filipina,” demikian isi pernyataan Kementerian Luar Negeri China yang dikirim ke kantor berita AP dan Reuters.

Sengketa teritorial

PNA menyebut, ”penghinaan” oleh China yang belum pernah terjadi sebelumnya ini terkait dengan konflik teritorial kedua negara atas wilayah Laut China Selatan. Beberapa bulan terakhir, ketegangan kedua negara itu meningkat, terutama di kawasan Beting Scarborough dan Beting Second Thomas (oleh Filipina dinamakan Beting Ayungin) di lepas pantai Filipina barat.

Awal tahun ini, Filipina menyatakan telah membawa sengketa itu ke panel arbitrase PBB di bawah aturan Konvensi Hukum Laut PBB (UNCLOS). China menolak langkah Filipina itu dan bersikeras menuntut penyelesaian masalah secara bilateral.

China mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan dan bersengketa dengan pihak- pihak pengklaim lainnya, yakni Vietnam, Malaysia, Brunei, Filipina, dan Taiwan.

Ian Storey, peneliti di Institute of Southeast Asian Studies di Singapura, mengatakan, langkah China menolak Aquino ini menunjukkan negara itu siap menerapkan langkah-langkah diplomatik dan ekonomi terhadap Filipina sebagai bentuk ”hukuman” atas keputusan Manila membawa persoalan ke PBB.

”Pameran dagang itu selalu menjadi kesempatan penting bagi para pemimpin ASEAN untuk berkunjung ke China dan bertemu Perdana Menteri China di sela-sela acara. Tahun ini, politik telah mengalahkan ekonomi,” ujar Storey. (AP/Reuters/AFP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com