Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Militer Mesir Tak Lagi Ucapkan Sumpah Setia kepada Presiden

Kompas.com - 29/08/2013, 09:16 WIB
KAIRO, KOMPAS.com — Militer Mesir tidak akan lagi mengucapkan sumpah setia kepada presiden, demikian isi sebuah dekrit yang baru saja dipublikasikan.

Sejumlah analis politik menilai, langkah ini merupakan sebuah perubahan simbolis untuk menegaskan bahwa militer independen lepas dari kontrol pemerintah sipil.

Dalam sumpah prajurit baru itu terdapat kalimat sumpah yang berisi "melaksanakan tugas dari pemimpin saya". Kalimat ini mengganti frasa: "saya akan loyal kepada presiden Republik Mesir".

Dekrit baru ini diterbitkan pada Selasa (27/8/2013) oleh Presiden interim Adly Mansour, pemimpin sipil Mesir yang didudukkan di tampuk kekuasaan oleh militer setelah penggulingan Muhammad Mursi pada 3 Juli lalu.

"Perubahannya sangat positif. Dekrit ini bermaksud mencegah sumpah kepada seseorang. Dekrit ini sudah mencakup presiden karena dia adalah panglima tertinggi angkatan bersenjata Mesir," kata juru bicara militer Ahmed Ali.

"Ini cara untuk menumbuhkan kesetiaan kepada pemimpin bukan kepada seseorang," lanjut Ali.

Namun, pengamat politik melihat perubahan dekrit ini hanyalah sebuah langkah simbolis semata.

Pakar Mesir dari Universitas George Washington, AS, Nathan Brown menjelaskan bahwa naskah dekrit itu dibuat berdasarkan materi yang diserahkan Jenderal Abdel Fattah Al-Sisi kepada presiden.

"Saya kira tak ada yang percaya dekrit ini adalah inisiatif Presiden Mansour," kata Brown.

Pendek kata, lanjut Brown, dekrit ini adalah sebuah inisiatif militer dan disahkan oleh presiden.

Brown menambahkan, di sebagian besar negara, militer menyatakan kesetiaannya terhadap konstitusi dan undang-undang.

"Di Mesir, militer tak lagi bersumpah akan membela pemerintah sipil, hukum, atau prosedur," ujar Al-Sisi.

Dalam pemerintahan sementara Mesir, Jenderal Al-Sisi menjabat wakil presiden sekaligus menteri pertahanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Reuters

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com