"Kami siap. Kami siap menyerbu" jika diberi perintah oleh Presiden Barack Obama, kata Chuck Hagel kepada BBC, Selasa (26/8/2013). "Kami telah menempatkan sejumlah aset (peralatan militer) di posisi guna memenuhi opsi apa pun yang presiden ingin putuskan," katanya.
AS dan para sekutunya menyalahkan pemerintahan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, atas serangan senjata kimia pada Rabu lalu di Ghouta Timur dan Maadamiyet al-Sham, di luar Damaskus, yang menurut oposisi menewaskan sedikitnya 1.300 orang.
Menteri Luar Negeri Suriah, Walid al-Muallem, memperingatkan bahwa negaranya akan mempertahankan diri dengan cara yang akan "mengejutkan" para musuhnya.
Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, telah sibuk menelepon para sekutu selama lima hari terakhir, termasuk menteri luar negeri Inggris, Perancis, Kanada, Turki, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Jordania. Kerry juga melakukan kontak dengan para pejabat senior NATO, Uni Eropa, dan Liga Arab, dan telah berbicara dengan rekan-rekannya di Suriah dan Rusia.
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan, serangkaian pembicaraan tersebut merupakan bagian dari "konsultasi yang sedang berlangsung terkait respons yang tepat terhadap serangan senjata kimia di Suriah".
Para pejabat AS hari Selasa mengatakan, AS akan merilis data intelijen tentang dugaan serangan senjata kimia itu pada akhir pekan ini. "Saya pikir Anda bisa mengharapkan hal itu minggu ini," kata juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, kepada wartawan saat briefing harian, di tengah harapan besar bahwa AS akan meluncurkan respons militer terhadap dugaan penggunaan bahan kimia itu.
Wakil Perdana Menteri Inggris, Nick Clegg, mengatakan pada Selasa bahwa pemerintahnya sedang mempertimbangkan "tanggapan serius" terkait penggunaan senjata kimia di Suriah tetapi tidak akan berusaha untuk menggulingkan Assad. "Apa yang sedang kami pertimbangkan adalah tanggapan serius. Apa yang kami tidak pertimbangkan adalah perubahan rezim, berusaha untuk menggulingkan rezim Assad," kata Clegg.
Perancis "siap menghukum" orang-orang yang membuat "keputusan keji yang menyebarkan gas kepada orang-orang tidak bersalah", kata Presiden Francois Hollande saat ia siap bertemu dengan kabinet, Rabu. "Perang sipil saat ini (di Suriah) mengancam perdamaian dunia," katanya. "Semuanya membuat kita percaya bahwa itu merupakan rezim yang melakukan perbuatan hina ini," kata Hollande.
Oposisi Suriah mengharapkan intervensi militer segera terhadap pasukan Assad. "Kami telah diberi tahu tentang sebuah serangan oleh kekuatan dunia guna menghukum rezim Suriah, tetapi kami tidak punya rincian," kata Monzer Makhous, utusan koalisi oposisi utama Suriah di Paris. Dia menambahkan, "kami akan mendukung langkah apa pun untuk menghukum rezim tersebut, yang telah membunuh rakyatnya sendiri demi tetap berkuasa dengan biaya apa pun."
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.