Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/08/2013, 01:24 WIB
|
EditorPalupi Annisa Auliani
BEIRUT, KOMPAS.com — Presiden Lebanon Michel Suleiman, Sabtu (24/8/2013), mengeluarkan peringatan mengenai hasutan dan menyeru dinas keamanan serta militer agar mencegah hal tersebut terjadi. Di dalam pidato yang disiarkan melalui televisi, Suleiman menyeru "dinas keamanan dan militer agar meningkatkan kesiagaan mereka sampai batas maksimal".

Suleiman juga mendesak rakyat Lebanon "agar tetap tenang dan bersatu" dan politisi serta tokoh agama agar "memanfaatkan pendekatan moderat dalam pidato politik mereka serta mematuhi prinsip Deklarasi Baabda". Deklarasi ini dibuat pada Maret 2012 di Istana Presiden di Baabda, Lebanon, menyerukan dijauhkannya Lebanon dari konflik regional dan internasional, terutama dari krisis politik Suriah.

Suleiman juga mengatakan pembentukan kabinet baru dan penyelenggaraan dialog nasional "akan mencegah perpecahan serta pertempuran di negeri tersebut", seperti dikutip Xinhua. "Ketikutsertaan dalam dialog nasional mesti dilakukan tanpa prasyarat apa pun," imbuh dia.

Pernyataan Suleiman ini disampaikan menyusul insiden ledakan ganda di Tripoli, kota pelabuhan di kawasan utara Lebanon, Jumat (23/8/2013), yang menewaskan tak kurang dari 45 orang dan melukai 335 warga. Ledakan ini terjadi di lingkungan dua masjid Sunni, selepas shalat Jumat.

Sebelumnya, ledakan yang sama dahsyat mengguncang kawasan selatan Beirut dan menewaskan 27 orang di lingkungan yang dikenal sebagai basis Hezbollah. Dalam ledakan ini, 300-an orang juga terluka.

Konflik di Suriah sangat rawan mengoyak perdamaian yang rapuh di Lebanon. Hezbollah Lebanon telah berulang kali diminta untuk menarik dukungannya pada rezim Bashaar Assad di Suriah.

Ledakan di Beirut dan Tripoli dianggap sebagai upaya dari kalangan tertentu untuk merusak perdamaian di Lebanon dengan mengusung isu sektarian. Banyaknya korban jiwa dari ledakan di Tripoli menjadikan insiden berdarah ini sebagai yang terburuk sejak berakhirnya perang saudara yang berkecamuk pada periode 1975-1990.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com