Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/08/2013, 20:26 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Kandungan zat alumunium masih berlebih dalam program asupan diet kebanyakan rakyat China. Adalah Shanghai Daily yang mewanti-wanti hal itu dalam wartanya pada Sabtu (24/8/2013). "Kelebihan alumunium bisa berefek pada gangguan syaraf, pernapasan, hingga pembentukan tulang," tulis media itu merilis riset pakar pangan Chen Junshi.

Riset itu juga mengatakan kalau 40 persen kandungan alumunium dari menu diet rakyat China justru ada di tepung terigu. Nah, Junshi menunjuk serbuk pengembang terigu alias baking powder pada makanan adalah biang keladinya. "Tepung terigu makanan diet masih banyak ditambahkan baking powder," katanya.  

Kondisi, imbuh Junshi jadi serba salah. Soalnya, baking powdermenjadikan makanan lebih lezat. Maka dari itu, industri makanan di Negeri Tem
bok Raksasa paling doyan menambahkan zat ini.

Problem, kata Junshi muncul juga lantaran harga baking powder bebas alumunium masih mahal. "Pabrik makanan tak mau membeli baking powder seperti itu," tuturnya.

Junshi membeberkan peraturan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan kalau asupan baking powder beralumunium itu terbatas pada 2 miligram per kilogram berat badan. "Itu pun cuma seminggu sekali,"katanya menegaskan sembari menambahkan kalau 32,5 persen dari rakyat China justru kelebihan asupan itu.

Roti

Lebih rinci Junshi mengatakan 44 persen dampak kelebihan alumunium itu berangkat dari kebiasan menggunakan tepung terigu sebagai bahan makanan olahan. Tepung terigu kebanyakan dibuat roti (24 persen) dan camilan gorengan (10 persen).

Rakyat kawasan China Utara, terang Junshi, yang secara tradisional paling suka menyantap produk makanan berbasis terigu seperti mi, menyerap empat kali kandungan alumunium ketimbang saudaranya di China Selatan.

Riset pun menunjukkan kalau rata-rata asupan konsumsi alumunium adalah 2,9 miligram per kilogram berat badan pada rakyat China Utara. "Ini kan 1,5 kali lebih banyak dari aturan WHO tadi,"kata Junshi.

Kemudian, warta Guangzhou Daily terkait riset itu menunjukkan kalau 43 persen dari total jumlah bocah China berusia empat hingga enam tahun melahap 2,6 kali asupan sebagaimana aturan WHO itu. Riset ini sendiri mengambil 6.600 sampel dari 11 jenis makanan.

Sementara, Pusat Nasional China untuk Keamanan Pangan mengimbau agar asupan alumunium dari posisi awal 1,8 miligram per kilogram berat badan mesti diturunkan ke posisi paling banter 0,8 miligram per kilogram berat badan. Lembaga itu bilang, ke depan, kalau rakyat China makin tak acuh dengan aturan itu, risiko bahaya bakal menjulang hingga ancaman kematian.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com