Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/08/2013, 16:26 WIB
|
EditorJosephus Primus
KOMPAS.com — Afganistan dan Amerika Serikat (AS) akhirnya bisa kembali lagi membicarakan perjanjian keamanan bilateral (BSA). "Ini adalah langkah maju kedua negara," kata Presiden Afganistan Hamid Karzai di Arg alias Istana Kepresidenan Afganistan di Kabul.

Sebagaimana warta AP pada Sabtu (24/8/2013), dua tokoh Afganistan menjadi wakil dalam negosiasi tersebut. Yang pertama Rangin Dadfar Spanta, Penasihat Keamanan Nasional Afganistan. Tokoh kedua adalah Dr Ashraf Ghani Ahmadzai. Sama seperti Spanta, Ahmadzai juga menjadi penasihat keamanan Afganistan.

Sebetulnya, perundingan terkait BSA dimulai di Kabul, November, setahun silam. Pada 19 Juni 2013, pembicaraan itu terhenti oleh kebijakan Afganistan. Kala itu, kelompok Taliban membuka kantor perwakilannya di Doha, Qatar. Kantor itu komplet dengan bendera Taliban dan nama Keemiratan Islam Afganistan. Gara-gara hal itulah, Pemerintah Afganistan menghentikan semua upaya dialog.

Selama masa penghentian itu, imbuh Hamid Karzai, pihaknya mencari opini publik soal BSA melalui majelis rendah Afganistan, Loya Jirga. Pihak wakil rakyat Afganistan tersebut kini tengah dalam proses membahas pokok-pokok pada BSA tersebut. "Kami berpendapat penandatanganan hasil negosiasi BSA tergantung pada keputusan di Loya Jirga," tutur Hamid Karzai.

Dalam negosiasi itu, AS meminta agar penandatanganan hasil negosiasi terwujud dengan tenggat Oktober tahun ini. "Sekali lagi, kami bersandar pada hasil pembahasan di Loya Jirga," kata Karzai memberi penekanan.

Poin kontroversial pada BSA adalah jaminan bagi AS untuk tetap berada di Afganistan pasca-penarikan seluruh pasukan asing di Negeri Para Mullah itu sampai dengan akhir 2014. Poin itu menjadi perdebatan yang belum tuntas bahkan di antara negara tetangga Afganistan, hingga kini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com