Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Alexander Lukashevich mengatakan, wilayah yang dikabarkan menjadi korban serangan senjata kimia itu berada di bawah kekuasaan pemberontak.
Sehingga, lanjut Lukashevich, masalah keamanan juga harus diperhatikan sebelum inspeksi PBB dilakukan.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal PBB Jan Eliasson menjelaskan insiden serangan senjata kimia itu kepada anggota Dewan Keamanan PBB, yang oleh oposisi Suriah diklaim telah menewaskan 1.300 orang.
setelah mendapat penjelasan Eliasson, DK PBB menyatakan akan mencari kebenaran terlbih dahulu terkait situasi di Suriah namun gagal menggalang suara untuk menyatakan kecaman terhadap serangan tersebut.
Seorang diplomat di markas PBB mengatakan Rusia dan China -dua anggota tetap PBB yang juga sekutu Assad- menggagalkan upaya DK PBB mengecam serangan senjata kimia di Ghouta dekat Damaskus itu.
Sejauh ini, pemerintah Suriah membantah telah melakukan serangan senjata kimia di kawasan yang dikuasai pemberontak itu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.