Dari gambar lain juga terlihat anak-anak lain menggunakan masker oksigen saat menjalani pemeriksaan oleh paramedis. Terlihat pula di antara anak-anak ini, balita yang masih mengenakan popok. Tak terlihat darah maupun luka pada para korban ini.
Kematian dilaporkan terus meningkat, Rabu (21/8/2013), menjadikannya sebagai insiden paling mematikan dari dugaan penggunaan senjata kimia sepanjang perang sipil di Suriah. Jumlah korban masih rancu, berkisar antara 100 sampai 1.300 orang.Menteri Informasi Suriah mengatakan klaim para aktivis tersebut mengecewakan dan dibuat untuk menyesatkan misi PBB. Presiden Perancis menuntut pemberian akses pada tim PBB mendatangi lokasi dugaan sasaran serangan tersebut.Sementara Menteri Luar Negeri Inggris menyatakan bila klaim soal penggunaan gas beracun ini terverifikasi, maka serangan ini menandai lonjakan mengejutkan dari penggunaan senjata kimia di Suriah.
Adapun Gedung Putih menyatakan Amerika Serikat "sangat prihatin" dengan laporan ini. Juru bicara Josh Earnest mengatakan Gedung Putih telah meminta bahwa PBB "mendesak menyelidiki tuduhan baru."
Liga Arab yang berbasis di Mesir mengutuk serangan mengerikan terhadap warga sipil ini dan menyerukan digelarnya penyelidikan.
Serangan militer terjadi Rabu pukul 03.00 waktu setempat di timur Damaskus, tepatnya di kawasan Zamalka, Arbeen dan Ein Tarma. Data ini berdasarkan laporan tim pemantau HAM dari Inggris di Suriah.
Serangan bom yang intensif dan desingan pesawat tempur yang melintas, terdengar sepanjang Selasa (20/8/2013) malam hingga Rabu pagi. Asap kelabu memayungi kota-kota ini.
Direktur pemantauan,
Rami Abdul-Rahman mengatakan para aktivis di daerah itu mengatakan "gas beracun" juga ditembakkan menggunakan roket bersamaan serangan udara sepanjang malam itu. Setidaknya 100 orang terdata tewas, kata dia, tapi belum dapat dipastikan mereka tewas karena tembakan atau gas beracun.Menurut Abu Ahmad, setidaknya 63 mayat yang dilihatnya memperlihatkan indikasi penggunaan senjata kimia.
"Mulut mereka berbusa. Mereka yang dibawa saat masih hidup tidak bisa menarik nafas dan meninggal kemudian," katanya kepada The Associated Press melalui Skype. "Kulit di sekitar mata dan hidung mereka terlihat keabu-abuan."Konflik di Suriah telah berlangsung sejak Maret 2011, bermula dari konflik politik yang bermuara menjadi perang saudara hingga sekarang. Lebih dari 100.000 orang telah tewas selama konflik ini. Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.