Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/08/2013, 20:40 WIB
Josephus Primus

Penulis


KOMPAS.com -
Selain peluang dan tantangan  saat Komunitas Ekonomi ASEAN terwujud pada 2015, kekhawatiran meningkatnya penangkapan ikan ilegal (illegal fishing) di perairan Indonesia bakal nyata. Pasalnya, tak hanya Indonesia, beberapa negara ASEAN yang memiliki wilayah laut juga memaksimalisasikan potensi tersebut. "Hal ini yang harus menjadi perhatian,"kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Perikanan dan Kelautan (BPSDM KP) Suseno Sukoyono dalam sebuah diskusi di Jakarta pada Rabu (21/8/2013).
Binus University Secara umum, hal pertama dapat dilakukan menghadapi AEC adalah, apabila kita tidak siap bersaing di luar Indonesia (di negara-negara ASEAN lainnya), maka kita harus fokus di pasar Indonesia itu sendiri.

Sementara, catatan terkumpul menunjukkan potensi perikanan tangkap dunia berada di kisaran 95 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, Indonesia baru bisa menangkap sekitar 5,05 persen.

Menurut hemat Suseno, salah satu cara untuk mengurangi merebaknya penangkapan ikan ilegal di perairan Indonesia adalah dengan penempatan tenaga-tenaga ahli bidang pemantauan. "Pemantauan itu mesti kita lakukan sendiri,"katanya.

Lantaran berkutat di bidang SDM, kata Suseno, pihaknya menerapkan standard kompetensi kerja maupun standard profesi bagi para lulusan sekolah-sekolah perikanan negara mulai dari menengah hingga perguruan tinggi.

Para ahli ini nantinya bakal bekerja dengan bantuan kemajuan teknologi, tentunya, untuk memantau semisal asal penangkapan ikan dan kapal penangkapnya. "Terkait dengan komunitas ekonomi ASEAN itulah, tenaga-tenaga profesional seperti itu makin dibutuhkan,"ujarnya.

Demi menghadapi realisasi komunitas itu, menurut hemat Suseno, dibutuhkan sekitar 6.000 tenaga ahli.

Suseno menambahkan, catatan dari pihaknya menunjukkan, sampai dengan 2012, seluruh lulusan pendidikan perikanan dalam lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencapai 1.363 orang.

Sampai saat ini pendidikan menengah kejuruan KKP memiliki empat program keahlian yakni Nautika Perikanan Laut, Teknika Perikanan Laut, Teknologi Budidaya Perikanan, dan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan. Pada bagian ini, ada sembilan satuan pendidikan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) yang berlokasi di Aceh, Pariaman, Kota Agung, Pontianak, Tegal, Bone, Ambon, Sorong, dan Kupang.

Selanjutnya, di jenjang pendidikan tinggi, ada enam penyelenggaraan program studi yakni Teknologi Penangkapan Ikan, Teknologi Mesin Perikanan, Teknologi Aquakultur, Teknologi Pengolahan Hasil, Teknologi Pengelolaan Sumberdaya, dan Penyuluhan Perikanan. Pada tingkat ini, terang Suseno, KKP menjalankan tiga satuan pendidikan Akademi Perikanan (AP) di Sidoarjo, Bitung, dan Sorong. Lalu, ada satu satuan Sekolah Tinggi Perikanan (STP) yang berlokasi di Jakarta.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com