Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obama dan Pembantunya Tinjau Strategi untuk Mesir

Kompas.com - 21/08/2013, 11:55 WIB
WASHINGTON, KOMPAS.COM — Presiden AS Barack Obama dan sejumlah pembantu utamanya, Selasa (20/8/2013), meneliti strategi AS untuk Mesir, sementara Gedung Putih membantah telah secara diam-diam membekukan batuan berjumlah jutaan dollar menyusul tindakan keras militer di Kairo terhadap para demonstran pro-Muhammad Mursi, presiden Mesir yang telah digulingkan.

Obama memimpin pertemuan Dewan Keamanan Nasionalnya, yang mencakup para diplomat top, pejabat pertahanan, intelijen, dan petinggi militer berseragam. Pertemuan tersebut tidak menghasilkan perubahan segera kebijakan AS di tengah kekisruhan politik yang sedang memuncak terkait bantuan untuk Mesir menyusul penggulingan Mursi bulan lalu.

Seorang pejabat Pemerintah AS mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa pertemuan itu merupakan bagian dari tinjauan luas kebijakan AS terhadap Mesir menyusul gejolak yang telah berlangsung dua bulan di negara itu dan tidak terbatas pada mempertimbangkan pengiriman bantuan AS ke depan. Yang dipertaruhkan adalah seluruh strategi AS terhadap Mesir, bentuk bantuan AS, yang setiap tahunnya mencapai 1,3 miliar dollar, dan tanggapan Washington terhadap bagaimana para pemain utama regional menanggapi kudeta tersebut.

Arab Saudi, sekutu dekat Washington, telah memperingatkan bahwa Saudi akan masuk dan membantu Kairo jika bantuan AS berhenti.

Tindakan keras pasukan keamanan Mesir, yang telah menewaskan hampir 900 orang, telah membuat Obama menyeimbangkan nilai-nilai politik AS dan harapan untuk demokrasi Arab, dan kepentingan keamanan nasional yang dijaga militer Mesir.

Gedung Putih juga menyoroti langkah baru pemerintah yang didukung militer Mesir yang menangkap pemimpin spiritual Ikhwanul Muslimin, Mohamed Badie, pada hari Selasa. Gedung Putih menyebut penangkapan itu tidak sesuai dengan janji militer untuk melakukan "proses politik yang inklusif." Badie telah bersembunyi sejak 10 Juli ketika surat perintah penangkapan untuknya dikeluarkan atas tuduhan bahwa ia menghasut para pengunjuk rasa di luar markas Ikhwanul Muslimin di Kairo pada akhir Juni.

Pemerintah Mesir bulan ini telah ditangkap puluhan pemimpin senior Ikhwanul, yang memicu teguran AS.

Perdebatan soal bantuan AS ke Mesir dipicu oleh sebuah laporan yang menunjukkan bahwa Washington telah membekukan pengiriman bantuan militer yang tertunda itu. Beberapa lawan Obama di Kongres AS mengatakan, mengirim batuan miliaran dollar ke Mesir saat ini tidak sesuai dengan nilai-nilai Amerika, setelah para pengunjuk rasa ditembak mati di jalanan negara itu.

Juru Bicara Gedung Putih, Josh Earnest, mengatakan, belum ada keputusan final tentang peninjauan bantuan AS ke Mesir, yang dilakukan setelah militer menggulingkan Mursi, pemimpin pertama yang terpilih secara demokratis di negara itu. "Sejumlah laporan yang bertentangan yang menunjukkan bahwa bantuan ke Mesir telah dipotong tidak akurat," katanya.

Dalam permainan semantik yang semakin membingungkan, Earnest berkeras bahwa aliran bantuan bukanlah "keran" yang bisa dimatikan dan dihidupkan. "Bantuan diberikan secara episodik, bantuan diberikan secara bertahap ... Ini bukan soal memutar tombol ke sini atau ke sana," katanya.

Sebelumnya, seorang pembantu Senator Patrick Leahy, seorang senator Demokrat yang mengepalai subkomite operasi luar negeri, mengatakan aliran bantuan telah "dihentikan." "Ini adalah praktik saat ini, bukan kebijakan resmi, dan tidak ada indikasi berapa lama (penghentian) akan berlangsung," kata pembantu itu.

Pemerintahan Obama memutuskan untuk tidak membuat pernyataan tentang apakah penggulingan Mursi merupakan kudeta atau tidak. Jika penggulingan Mursi dinyatakan sebagai kudeta maka berdasarkan undang-undang AS, bantuan itu harus dihentikan.

"Kami belum membuat sebuah keputusan kebijakan untuk menangguhkan bantuan kami ke Mesir," kata Marie Harf,  juru bicara Departemen Luar Negeri AS. "Kami belum membuat keputusan untuk menangguhkan semua bantuan kami ke Mesir atau memperlambat bantuan kami, setiap laporan yang bertentangan dengan itu adalah palsu."

Dalam laporan yang telah dibantah Gedung Putih, situs The Daily Beast sebelumnya melaporkan bahwa Pemerintah AS telah memutuskan untuk memperlakukan peristiwa di Mesir sebagai kudeta, tapi tanpa menyatakan hal itu secara resmi. Taktik seperti itu memberikan fleksibilitas bagi pemerintahan Obama untuk membalikkan sikap jika diperlukan, kata laporan itu.

Perdana Menteri sementara Mesir, Hazem el-Beblawi, mengatakan dalam sebuah wawancara pada hari Selasa bahwa akan menjadi kesalahan jika AS menghentikan bantuan militer. Ia berkeras, Kairo bisa bertahan hidup tanpa bantuan tersebut. Langkah seperti itu akan menjadi "pertanda buruk dan akan berpengaruh buruk bagi militer untuk beberapa waktu," kata Beblawi kepada ABC News dalam sebuah wawancara.

Namun dalam peringatan terselubung ke Washington, Beblawi sebelumnya mengatakan, Mesir telah berpaling ke Rusia untuk senjata dan ke depan akan menemukan jalan, bahkan tanpa bantuan AS jika perlu.

Arab Saudi telah mengatakan pihaknya dan negara-negara Arab lainnya akan memberikan bantuan jika Washington menghentikan aliran bantuan militer yang mencakup jet tempur, peralatan anti-teror, dan tank tempur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com