Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situs Sejumlah Media AS Diretas Pendukung Assad

Kompas.com - 16/08/2013, 18:25 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Situs resmi milik media-media ternama AS seperti Washington Post, CNN, dan majalah Time diserang pendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Sejumlah tautan dalam situs tersebut menghubungkan pembaca ke situs Tentara Elektronik Suriah (SEA).

SEA telah menyerang sejumlah perusahaan media dalam beberapa bulan terakhir, yang paling sering mereka lakukan adalah meretas akun media sosial milik media pemberitaan tersebut.

Namun, kali ini serangan setingkat lebih tinggi dengan memanipulasi tautan yang muncul di situs resmi media.

Tak lama setelah serangan, perusahaan penyedia layanan tautan asal New York menulis: "Kami menyadari ada pembajakan hari ini dan kami mematikan layanan secepatnya setelah pembajakan mengemuka".

CNN kepada BBC mengonfirmasikan serangan ini.

"Keamanan yang mengemuka di CNN.com diserang hari ini dan masalah langsung segera diatasi."

Sementara editor pelaksana Washington Post Emilio Garcia-Ruiz mengatakan ini bukanlah serangan satu-satunya yang dilakukan SEA ke medianya dalam pekan ini.

"Beberapa hari lalu, SEA, diduga menyerang layanan surat elektronik pegawai redaksi guna mencuri informasi kata sandi."

"Serangan itu kemudian berujung pada peretasan akun Twitter pribadi salah staf penulis kami yang digunakan untuk mengirim pesan Tentara Eletronik Suriah." 

Keamanan teknologi

Awal pekan ini, SEA juga menyerang akun Facebook dan Twitter milik New York Post.

Rabu kemarin situs New York Times juga mati, tetapi hal ini mengindikasikan bahwa hal tersebut bukan serangan peretas melainkan sebuah "masalah internal."

"Pemadaman berlangsung beberapa detik karena bertepatan dengan jadwal pemeliharaan, yang saya yakini sebagai penyebabnya," kata seorang juru bicara New York Times.

Salah seorang pengamat mengatakan, media saat ini tengah menghadapi masalah pertumbuhan.

"Ini mengingatkan bahwa saat organisasi berita digital memiliki biaya distribusi yang rendah, keamanan teknologi keamanan lebih besar," kata Douglas McCabe dari lembaga Enders Analysis.

"Teknologi yang memuaskan dibutuhkan untuk melindungi situs yang terus berkembang," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com