Penjarah memasuki museum yang terletak di kota Minya, di hulu Sungai Nil itu, dengan paksa dan mencuri serta menghancurkan sejumlah artefak bersejarah.
Kementerian Urusan Kepurbakalaan Mesir dalam pernyataan resminya menuding pendukung Muhammad Mursi adalah pelaku penjarahan museum.
"Pengunjuk rasa melakukan aksi duduk di taman museum dan kemudian merobohkan gerbang museum, masuk ke aula, dan menghancurkan kamera CCTV."
Polisi kini sudah dikirim ke museum tersebut. Demikian sebut seorang sumber yang enggan disebutkan namanya.
"Ini semua sebuah kehilangan besar. Saya sangat bersedih atas apa yang terjadi di museum itu," kata Menteri Urusan Kepurbakalaan, Mohammed Ibrahim kepada Ahram Online.
Meski demikian, lanjut Ibrahim, semua museum dan situs arkeologi Mesir akan tetap dibuka, tetapi tutup dua jam lebih awal akibat kerusuhan.
Namun, Museum Nasional Malawi tetap tutup akibat penjarahan itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.