Pertumpahan darah itu telah membuat pemerintahan Presiden Barack Obama mempertimbangkan untuk menyatakan sikap lebih keras terhadap militer Mesir, yang menggulingkan Muhammad Mursi pada 3 Juli lalu.
Amerika Serikat, yang memberikan bantuan militer 1,3 miliar dollar AS dan bantuan ekonomi 250 juta dollar AS setiap tahun, selama ini ragu untuk memangkas bantuan untuk negeri itu.
Amerika Serikat khawatir, jika besaran bantuan dipangkas, itu akan melemahkan militer Mesir dan membuat AS kehilangan pengaruhnya di negeri berpenduduk terbesar di Timur Tengah itu.
Sebagai langkah pertama, Pemerintah AS akan membatalkan rencana latihan militer dengan sandi "Bright Star" yang rutin digelar dua tahun sekali sebagai bentuk kecaman atas tewasnya ratusan orang dalam insiden "Rabu Berdarah".
Namun, kata seorang pejabat tinggi AS yang tak ingin disebutkan namanya, sejauh ini pembatalan latihan militer itu belum diputuskan.
"Semua orang masih berharap kondisi (Mesir) akan membaik," kata pejabat itu.
Seorang pejabat AS lainnya mengatakan, Pemerintah AS juga tengah mempertimbangkan untuk memangkas bantuan AS menyusul bentrokan berdarah tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.