Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Bebaskan 26 Tahanan Palestina

Kompas.com - 14/08/2013, 12:18 WIB
RAMALLAH, KOMPAS.com — Israel membebaskan 26 tahanan Palestina, Rabu (14/8/2013), beberapa jam sebelum kedua belah pihak mengadakan pembicaraan damai langsung yang baru di tengah sengketa yang sedang berkembang terkait permukiman.

Satu kelompok terdiri dari 15 orang yang menyeberang ke Jalur Gaza pada sekitar pukul 01.40 Rabu dini hari waktu setempat (atau pukul 05.40 WIB) dan kemudian dikerumuni oleh para kerabat saat mereka keluar di dekat perbatasan. Pada waktu hampir bersamaan, 11 tahanan lain tiba di kota Ramallah di Tepi Barat dan mendapat sambutan dari Presiden Palestina Mahmud Abbas dan ribuan orang lain yang bersorak dan menari.

"Ini merupakan kelompok pertama," kata Abbas kepada kerumunan itu saat upacara penyambutan resmi di markasnya di Muqataa. "Kami akan terus sampai kami membebaskan semua tahanan dari penjara-penjara Israel," katanya.

Ke 26 orang itu merupakan rombongan pertama dari 104 tahanan Palestina yang akan dibebaskan secara bertahap sebagai bagian dari kesepakatan yang diperantarai AS yang membawa Israel dan Palestina kembali ke meja perundingan pada 30 Juli lalu untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun terakhir.

Namun, pembicaraan pada Rabu ini dibayangi kemajuan rencana Israel membangun ribuan rumah baru bagi para pemukim Yahudi di atas tanah yang hendak dijadikan rakyat Palestina sebagai negara masa depan mereka.

Pembebasan para tahanan telah dilihat sebagai langkah untuk membangun kepercayaan menjelang pertemuan para negosiator di Jerusalem yang diperkirakan berlangsung di King David Hotel di hadapan mediator AS, Martin Indyk. Namun, situasinya tidak menentu pada Selasa setelah Israel menyetujui pembangunan hampir 1.000 rumah pemukim baru di Jerusalem timur yang telah dianeksasi.

Yasser Abed Rabbo, seorang pejabat senior Organisasi Pembebasan Palestina, mengatakan bahwa pengumuman itu, ditambah persetujuan pada akhir pekan bagi hampir 1.200 rumah di Jerusalem timur dan di tempat lain di Tepi Barat, bakal menggagalkan pembicaraan itu. "Perluasan permukiman ini belum pernah terjadi sebelumnya," katanya. "Ini bakal membuat perundingan gagal, bahkan sebelum mereka mulai."

Dalam upaya meredakan krisis itu, Menteri Luar Negeri AS John Kerry, yang telah menjadi tuan rumah putaran pertama pembicaraan di Washington dua minggu lalu, menelepon Abbas, Selasa. Demikian kata sumber senior AS kepada kantor berita AFP.

Pihak Abbas dalam sebuah pernyataan mengemukakan, "Kami sedang menunggu Amerika Serikat untuk mengambil sikap yang jelas tentang pembangunan pemukiman yang meningkat, yang kami anggap kendala terbesar yang Israel ciptakan untuk menghentikan pembicaraan  terjadi." Kantor Abbas juga menegaskan bahwa Abbas telah menerima telepon Kerry "untuk membahas perkembangan proses perdamaian".

Israel dan Palestina terakhir mengadakan negosiasi langsung pada September 2010. Namun, pembicaraan itu gagal beberapa minggu kemudian setelah perselisihan mengenai pembangunan permukiman Israel. Pekan lalu, Washington mengumumkan kedua belah pihak akan mengadakan pertemuan berikutnya pada tanggal 14 Agustus ini di Jerusalem, tetapi sejauh ini para pejabat Israel dan Palestina tetap bungkam terkait waktu pertemuan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com