Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat Palestina Berang karena Israel Bangun Perumahan Baru

Kompas.com - 13/08/2013, 08:19 WIB
RAMALLAH, KOMPAS.COM - Keputusan Israel membangun 1.200 rumah di wilayah pendudukan di Jerusalem Timur dan Tepi Barat membuat berang para pejabat Palestina. Hari Minggu (11/8), mereka menyatakan, langkah itu membuat keruh upaya pembicaraan damai di antara kedua belah pihak.

Israel pada hari Minggu mengumumkan undangan untuk melakukan tender pembangunan 1.200 rumah. Pengumuman tersebut dikeluarkan hanya tiga hari sebelum Israel dan Palestina memasuki babak baru perundingan damai.

Bahkan, hari Minggu itu juga Pemerintah Israel mengeluarkan pernyataan resmi akan membebaskan 26 tahanan warga Palestina menjelang pembicaraan damai yang dijadwalkan akhir pekan ini. Israel juga setuju untuk membebaskan 104 tahanan dalam empat tahap.

Terkait dengan pembebasan tahanan Palestina, lembaga pemasyarakatan Israel pada hari Senin kemarin mengeluarkan daftar nama 26 tahanan yang dipilih untuk dibebaskan menjelang pembicaraan damai tersebut.

Daftar terperinci dikeluarkan tidak lama setelah pengumuman Pemerintah Israel tersebut, termasuk nama-nama para tahanan, tindak pidana berat, tanggal penangkapan, dan nama-nama korban mereka.

Kantor berita Xinhua melaporkan, kebanyakan warga Palestina mengecam keputusan Israel terkait dengan pembangunan rumah-rumah tersebut. Mohamed Ishtaya, juru runding Palestina, menyatakan bahwa keputusan Israel tersebut adalah pukulan yang disengaja terhadap upaya Amerika Serikat (AS) dan dunia internasional untuk mencapai perdamaian di wilayah
tersebut.

Tuntutan utama

Ishtaya menambahkan, urusan perdamaian dan permukiman sangat bertolak belakang dan tidak akan pernah bisa bertemu. Ia menegaskan, penghentian pembangunan permukiman adalah tuntutan utama Palestina agar pembicaraan perdamaian yang sempat macet dapat terus berlanjut.

Departemen Luar Negeri AS pekan lalu mengumumkan, babak kedua pembicaraan perdamaian yang akan dihadiri juru runding Israel dan Palestina akan dilakukan di Jerusalem hari Rabu (14/8). Palestina setuju untuk melanjutkan pembicaraan setelah Israel setuju membebaskan 104 tahanan Palestina dalam empat tahap.

Palestina berharap Menteri Luar Negeri AS John Kerry akan meminta Pemerintah Israel mengakhiri perluasan permukiman Yahudi.

Ishtaya mengatakan, Palestina telah menyampaikan protes kepada Kerry mengenai tindakan baru Israel itu. Hanan Ashrawi, anggota Komite Pelaksana Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mengatakan, Israel tak menghentikan serangannya terhadap upaya dunia internasional. Serangan semacam itu bertujuan menghalangi perundingan.

”Israel berusaha menggagalkan proses perundingan perdamaian yang dimediasi oleh AS sebelum proses tersebut benar-benar dilaksanakan,” ujar Ashrawi.

Pada Minggu pagi, Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Utusan Perdamaian Khusus AS untuk Timur Tengah Martin Indyk bertemu di Ramallah, Tepi Barat, untuk mempersiapkan pembicaraan perdamaian babak kedua.

Namun, keputusan Israel untuk membangun permukiman di Tepi Barat dan Jerusalem Timur bisa merusak upaya AS untuk menghidupkan kembali proses perdamaian. (AFP/Reuters/LOK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com