Pengeboman itu merupakan serangan mematikan ketiga terhadap pihak pemerintah dalam waktu dua pekan.
Seorang wartawan Reuters di lokasi kejadian di kota Quetta, Pakistan barat, menggambarkan suasana kekacauan ketika polisi-polisi yang cedera membawa rekan-rekan mereka yang bersimbah darah ke dalam ambulan.
"Mereka bukan muslim. Mereka bukan manusia," kata Inspektur Jendral Mushtaq Sukhera mengenai penyerang.
"Kami tidak memiliki pilihan lain kecuali memerangi teroris. Kami telah berkorban dan akan terus melakukannya dan tidak akan tunduk," tambahnya.
Menurut Sukhera, sebanyak 21 dari korban tewas adalah polisi, dengan lima di antaranya adalah polisi senior. Sementara korban tewas lain diidentifikasi.
Fayyaz Sumbal, deputi inspektur jenderal operasi untuk Quetta, ibu kota provinsi Baluchistan, termasuk di antara mereka yang tewas.
Juru bicara Taliban Shahidullah Shahid mengatakan, pihaknya bertanggung jawab atas serangan tersebut. Menurutnya, pihaknya melancarkan serangan itu untuk membalas penangkapan dan perlakuan buruk terhadap gerilyawan mereka.
Sejumlah kelompok militan beroperasi aktif di Baluchistan, provinsi terbesar tetapi termiskin di Pakistan. Kekerasan sektarian antara Sunni dan Syiah terjadi di wilayah yang berbatasan dengan Iran dan Afganistan itu.
Separatis Baluchistan mengobarkan kekerasan sejak 2004 untuk menuntut otonomi politik dan pembagian lebih besar dari kekayaan minyak, gas, dan mineral di wilayah yang penduduknya dilanda kemiskinan itu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.