Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mediator Internasional untuk Mesir Temui Jalan Buntu

Kompas.com - 06/08/2013, 09:26 WIB
KAIRO, KOMPAS.com — Para mediator internasional dari Amerika Serikat, Uni Eropa, Qatar, dan Uni Emirat Arab masih menemui jalan buntu, tetapi terus bekerja keras menjembatani perbedaan pendapat yang masih menghambat tercapainya solusi kompromi atas krisis politik di Mesir saat ini.

Deputi Menteri Luar Negeri AS William Burns, utusan khusus Uni Eropa untuk kawasan Mediterania Selatan Bernardino Leon, Menlu Qatar Khaled bin Muhammad al-Atiyah, dan Menlu Uni Emirat Arab Abdullah bin Zayed al-Nahyan memperpanjang kunjungannya ke Mesir hingga Senin (5/8) untuk melanjutkan misi mediasinya itu.

Burns hari Senin kemarin menemui ketua Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP), sayap politik Ikhwanul Muslimin (IM), Saad al-Katatni di tahanannya.

Wartawan Kompas, Musthafa Abd Rahman, dari Kairo melaporkan, para mediator itu sejauh ini gagal menemukan titik temu yang dapat diterima kubu IM dan pendukungnya di satu pihak, serta militer dan pemerintah sementara di pihak lain.

Juru bicara Jamaah Islamiyah, salah satu koalisi IM, Muhammad Hasan kepada harian Al Hayat mengungkapkan, para mediator itu hari Minggu lalu untuk kedua kalinya bertemu pimpinan IM dan pendukungnya.

Menurut Hasan, pimpinan IM telah menawarkan jalan tengah, berupa Presiden Muhammad Mursi memberikan seluruh wewenangnya kepada perdana menteri (PM) yang dipilih secara aklamasi oleh kubu pendukung presiden terguling Muhammad Mursi dan kubu penentang Mursi. PM tersebut yang akan mengumumkan penyelenggaraan pemilu parlemen dan presiden serta amandemen konstitusi.

Referendum rakyat

Jalan tengah lain yang ditawarkan IM dan pendukungnya adalah digelar referendum rakyat atas peta jalan baru bagi masa transisi Mesir yang diumumkan militer pada 3 Juli lalu.

Sebaliknya, IM meminta pembebasan semua tahanan politik, termasuk presiden terguling Mursi, dan militer tidak ikut campur urusan politik.

Namun, lanjut Hasan, militer dan pemerintah sementara menolak tawaran jalan tengah dari IM dan pendukungnya itu.

Hasan mengungkapkan, militer dan pemerintah sementara hanya menginginkan misi para mediator internasional dan Arab hanya untuk menenangkan situasi, mengakhiri aksi unjuk rasa massa pendukung Mursi, dan massa pendukung Mursi menerima peta jalan baru.

Para mediator internasional diberitakan juga menemui deputi pemimpin tertinggi IM, Khairul Shatir, di tempat tahanannya. Namun, Shatir kepada mereka menegaskan, Mursi adalah Presiden Mesir yang sah dan terpilih secara demokratis.

Di tengah masih buntunya solusi jalan tengah itu, pengadilan pidana Mesir menentukan, 25 Agustus mendatang sebagai hari dimulainya sidang pengadilan atas pemimpin tertinggi IM, Muhammad Badie, dan deputinya, Kharul Shatir, serta sejumlah pimpinan IM lainnya. Mereka dituduh terlibat pembunuhan pengunjuk rasa di depan kantor pusat IM pada 30 Juni lalu.

Kejaksaan umum Mesir juga memerintahkan penahanan selama 15 hari atas kepala kantor kepresidenan pada masa kekuasaan presiden terguling Mursi, Rifaat Tahtawi dan wakilnya, As’ad Syaikhu, dengan tuduhan terlibat pembunuhan pengunjuk rasa di depan istana presiden Al-Ittihadiyah, Desember lalu.

Sementara itu, dewan pertahanan nasional Mesir hari Minggu lalu menggelar pertemuan. Dewan itu menyampaikan, masih memberi waktu kepada para mediator internasional untuk terus memediasinya sebelum melakukan tindakan sendiri terhadap para pengunjuk rasa.

Pertemuan dewan nasional Mesir melibatkan presiden sementara, perdana menteri, menteri pertahanan, menteri dalam negeri, dan menteri luar negeri, serta pimpinan militer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com