Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Amerika Serikat Setujui Sanksi Baru untuk Iran

Kompas.com - 01/08/2013, 16:41 WIB
WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Parlemen AS, Rabu (31/7/2013) malam waktu setempat, menyetujui undang-undang baru yang memperberat sanksi terhadap Iran.

Keputusan parlemen ini memberi pesan kuat kepadan Teheran untuk mengakhiri program nuklirnya, beberapa hari sebelum Hassan Rohani dilantik menjadi presiden Iran.

Sebanyak 400 suara mendukung dan 20 suara menolak penambahan sanksi terhadap Iran ini. Sanksi baru ini akan memangkas ekspor minyak mentah Iran sebanyak satu juta barrel per hari.

Sanksi ini dilakukan untuk mengurangi pemasukan uang yang digunakan untuk mengembangkan program nuklirnya.

Selain memperketat sanksi terhadap Iran, undang-undang ini juga menjatuhkan sanksi berat terhadap negara pembeli minyak mentah Iran. Langkah ini akan semakin membatasi Iran untuk mendapatkan uang dari luar negeri dan menghukum negara yang berdagang dengan Iran di sektor industri.

Pemerintah Iran menyebut sanksi ini sebagai sebuah langkah kontraproduktif. Sementara Turki, yang sudah memangkan 40 persen impor minyaknya dari Iran, mengatakan, mencoba untuk memangkas lebih banyak impor minyaknya dari Iran.

Keputusan ini juga akan mengurangi impor minyak AS dan Uni Eropa dari Iran lebih dari setengah dari jumlah sebelum sanksi, yaitu 2,2 juta barrel per hari. Kondisi ini akan merugikan Iran hingga miliaran dollar AS sebulan.

Sebagian besar anggota OPEC kini mengarahkan ekspor minyak mentahnya ke Asia. Sementara AS kini tengah mendesak empat negara utama pengimpor minyak Iran, yaitu China, India, Jepang, dan Korea Selatan agar mencari sumber alternatif impor minyak mentahnya.

Keempat negara Asia itu sudah mengurangi pembelian minyak mentah dari Iran sebanyak seperlima dari jumlah semula sepanjang paruh pertama 2013.

"Langkah ini hampir sama dengan embargo impor minyak mentah Iran. Langkah ini seperti memberi Iran sebuah ultimatum," kata seorang sumber di Korea Selatan.

"Saya kira kami bisa mencari alternatif namun kami lebih memilih minyak Iran karena secara ekonomi lebih menguntungkan. Jika di pasaran hanya tersedia sedikit minyak mentah Iran, maka harga minyak dunia akan meningkat," tambah dia.

Sementara itu, seorang pejabat Turki mengatakan sanksi baru ini akan membuat Turki harus berjuang keras. Perusahaan penyulingan minyak Turki, Tupras, kini harus meningkatkan pembelian minyak dari Arab Saudi, Libya, dan Irak.

Di Teheran, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengatakan, sanksi baru ini hanya semakin membuat masalah nuklir kompleks dan sulit untuk diurai.

"Langkah ini tak menolong sebuah resolusi terkait isu nuklir. Sanksi ini malah akan semakin membuat Iran berkonsolidasi untuk membela hak nuklirnya," kata Abbas seperti dikutip kantor berita FARS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com