Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaim Remaja 11 Tahun Dipaksa Menikah Kini Diragukan

Kompas.com - 01/08/2013, 13:53 WIB
Jutaan pemirsa YouTube pada sekitar pertengahan Juli dikejutkan sebuah video yang menyayat hati dari seorang gadis Yaman berusia 11 tahun yang mengaku bahwa dia telah melarikan diri dari rumah demi menghindari perjodohan yang diatur orangtuanya sendiri.

Namun, kini muncul keraguan tentang keaslian klaim Nada al-Ahdal, nama gadis belia itu, yang menyatakan dia bisa lolos dari pernikahan paksa tersebut setelah pamannya campur tangan.

Menurut laporan CNN, Rabu (31/7/2013), kelompok hak asasi anak-anak terkemuka Yaman, Seyaj, sekarang percaya ada bagian dari cerita gadis itu yang dikarang, dan orangtuanya telah menegaskan bahwa mereka tidak pernah bermaksud menikahkannya.

Namun, dalam sebuah pertemuan yang berlangsung tegang di mana Nada berhadapan dengan orangtuanya, gadis itu sambil menangis bertanya kepada seorang mediator, Presiden Perempuan Yaman, Ramzia Al-Eryani, "mengapa kalian percaya mereka dan tidak percaya padaku?" Dalam dialog pada pertemuan itu yang terekam kamera CNN, Al-Eryani berkata, "kami perlu melindungi anak ini." Dia menambahkan, "saya tidak peduli tentang apa yang terbaik buat ibu atau ayah atau paman, (kami) hanya (peduli pada) apa yang terbaik buat si gadis."

Setelah pertemuan tersebut, di mana Nada dan pamannya mempertahankan bahwa cerita gadis itu benar adanya, sebuah kesepakatan dicapai, yaitu bahwa Nada, orangtua, dan pamannya akan tinggal bersama. Al-Eryani telah ditunjuk sebagai wali sementara Nada sampai sengketa tersebut diselesaikan.

Ahmad Algorashi, Presiden Seyaj, mengatakan, Sabtu lalu, bahwa organisasinya tidak percaya orangtua Nada telah mencoba memaksa gadis remaja itu untuk menikah. Pandangan yang sama juga disampaikan Perserikatan Perempuan Yaman.

Drama itu menyusul peluncuran sebuah video, yang bertanggal 8 Juli dan difilmkan oleh salah satu teman gadis itu, yang memperlihatkan Nada mengatakan ke arah kamera. "Silakan jodohkan saya, saya akan bunuh diri. Apakah mereka tidak punya belas kasih? Saya lebih baik mati. Saya pilih mati."

Gadis itu melanjutkan, "ini bukan kesalahan (anak-anak). Saya bukan satu-satunya. Hal ini dapat terjadi pada setiap anak. Beberapa anak memutuskan untuk menceburkan diri mereka ke laut, mereka kini sudah tewas. Mereka telah membunuh impian kami, mereka telah membunuh segala sesuatu di dalam diri kami. Tidak ada yang tersisa. Tidak ada pendidikan. Ini kriminal, jelas ini kriminal."

Dalam video yang difilmkan di mobil itu, dia menjelaskan mengapa dirinya tidak ingin tinggal bersama keluarganya. Ia mengatakan, "saya tidak akan punya kehidupan, tidak punya pendidikan. Saya lari dari pernikahan," katanya kepada CNN dalam sebuah wawancara setelah video itu dilihat jutaan kali di YouTube. "Saya lari dari kebodohan. Saya lari dari kemungkinan akan dibeli dan dijual."

Murid sekolah itu, yang memiliki tujuh saudara, telah tinggal bersama pamannya, Abdel Salam al-Ahdal, ketika ia berusia tiga tahun.

Berdasarkan versi pamannya, kisah perjodohan itu bermula ketika seorang ekspatriat yang tinggal di Arab Saudi bertanya kepada orangtua remaja itu apakah dia bisa menikahi remaja tersebut. Orangtuanya dikatakan langsung setuju. Namun, rencana itu gagal setelah sang paman mengintervensi.

Lepas dari apakah klaim Nada benar atau hanya mengada-ada, praktik menikahi gadis-gadis muda lumrah terjadi di Yaman. Hal itu telah menarik perhatian kelompok hak asasi internasional yang berusaha menekan pemerintah untuk melarang pernikahan anak.

Kemiskinan yang mencengkeram Yaman berperan dalam menghambat upaya untuk membasmi praktik tersebut karena keluarga-keluarga miskin tidak mampu menolak maskawin bernilai ratusan dollar buat anak-anak perempuan mereka.

Mail Online, yang mengutip laporan tahun 2011 Departemen Sosial negara itu, melaporkan, lebih dari seperempat perempuan Yaman menikah sebelum usia 15 tahun.
Adat istiadat suku-suku di wilayah itu juga berperan, termasuk keyakinan bahwa pengantin muda dapat dibentuk menjadi seorang istri yang patuh, melahirkan lebih banyak anak, dan dijauhkan dari godaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com